Mohon tunggu...
Tri Iryani
Tri Iryani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesetiaan

22 November 2016   11:54 Diperbarui: 22 November 2016   12:01 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di usia yang telah senja mereka selalu ada untuk anak dan cucu-cucunya. Dari merekalah kami, anak dan cucunya, belajar hidup sederhana dan selalu mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kami. Mereka selalu mengingatkan kami bahwa hidup ini hanyalah sementara dan semua yang ada pada kami hanyalah titipan Tuhan. Oleh karena itu, kami harus selalu ingat akan Tuhan. Mereka berdua tak pernah bosan mengingatkan kami untuk selalu mengingat dan berdoa pada Tuhan. Mereka berdua adalah orang tua yang sangat saya sayangi.

Sudah 60 tahun mereka hidup bersama. Di usia perkawinan mereka yang ke-60, mereka telah dikaruniai 5 orang anak, 17 orang cucu, dan 2 orang cicit. Mereka berdua tak pernah terpisahkan. Walaupun sering ada perdebatan atau pertengkaran, mereka sebenarnya tak pernah bisa berpisah. Bahkan, sakit pun kadang bersamaan. Pernah suatu hari saya mengantarkan mereka berdua ke dokter. Ketika mendaftar, perawat yang menerima langsung berkomentar bahwa mereka adalah pasangan yang sangat harmonis. Sakit pun mereka sama-sama. Mereka berdua adalah contoh yang patut ditiru.

Saat ini, ayah saya sedang sakit karena terjatuh di kamar mandi. Beliau kini hanya bisa duduk di kursi roda. Akan tetapi, semangat hidupnya tak pernah luntur, mungkin karena beliau dulunya ABRI ya. Kadang kami merasa lucu dan kasihan juga melihat keadaan ayah seperti itu. Walaupun di kursi roda, beliau tak pernah mau diam. dan yang juga tak pernah hilang adalah sifat kerasnya.  Sementara itu, ibu saya tetap setia menemani walaupun kadang harus banyak mengalah menghadapi sifat keras ayah. Sebenarnya, ibu saya pun orang yang keras. Tapi itulah kehebatan mereka, walaupun sama-sama keras, meraka berdua dapat bersikap kapan harus mengalah. Saya hanya dapat berdoa semoga mereka selalu sehat dan bahagia. dan saya pun berdoa Allah memberi kesembuhan pada ayah saya sehingga beliau bisa beraktivitas seperti biasa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun