Mohon tunggu...
TRI WANTO
TRI WANTO Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Agama Islam SMK Ma'arif 6 Ayah Kebumen

Saya adalah seorang guru aktif dan tetap pada sebuah Institusi Pendidikan diwilayah Kebumen, tepatnya dikecamatan Ayah. Sekolah Tempat saya bernaung adalah SMK Ma'arif 6 Ayah Kabupaten Kebumen. Hobi saya adalah membaca dan menikmati suasana alam(Pantai atau pegunungan) Status menikah, dalam hidup saya untuk prinsip yang saya utamakan adalah bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Metode Jigsaw dalam Pembelajaran dan Aplikasi dalam Kelas

7 Januari 2023   19:06 Diperbarui: 7 Januari 2023   19:09 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran dikelas tentunya akan lebih menyenangkan dan berkesan jika seorang guru melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran,salah satunya adalah metode yang digunakan. Dari berbagai metode yang digunakan salah satunya adalah Metode Jigsaw. 

Metode pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkat SMK, dengan karakter siswa yang aktif dan kritis. Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson pada tahun 1972 dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengurangi rasa tidak percaya diri siswa saat belajar (Slavin, 2013).

Dalam prakteknya didalam kelas, guru harus memahami karakteristik peserta didik dan keluasan cakupan materi. Di antara materi pembelajaran dalam mata pelajaran PAI , materi tentang "Tata Cara Penyelenggaran Shalat Jenazah" merupakan salah satu materi yang sangat penting untuk dikuasai peserta didik. Pasalnya,  materi ini berisi tentang ibadah yang menuntut penekanan aspek afeksi dan praktik serta mengandung nilai sosial kemasyarakatan.

Maka perlu  Metode pembelajaran yang mampu menjadikan siswa menyerap dengan baik materi tersebut, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan. 

Teknik penerapan metode pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK adalah sebagai berikut:

  • Guru menentukan materi yang akan diajarkan kepada siswa, misalnya subtema-subtema dalam mata pelajaran PAI.
  • Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang.
  • Setiap anggota kelompok diberikan subtema yang berbeda untuk dipelajari secara mandiri. Guru bisa menggunakan sumber belajar seperti buku teks, internet, atau bahan ajar lain yang sesuai untuk membantu siswa dalam mempelajari subtema tersebut.
  • Setelah selesai mempelajari subtema yang diberikan, anggota kelompok bertemu kembali untuk membentuk kelompok jigsaw baru yang terdiri dari anggota kelompok lain yang mempelajari subtema yang sama.
  • Setiap anggota kelompok jigsaw baru bertanggung jawab untuk menjelaskan subtema yang telah dipelajari kepada anggota kelompok lain. Guru bisa menggunakan media presentasi seperti Power Point Interaktif, Poster, Video Pembelajaran atau ceramah untuk membantu siswa dalam menyajikan materi.
  • Setelah seluruh anggota kelompok jigsaw baru menjelaskan subtema yang dipelajari, kelompok tersebut berkumpul kembali dan menyusun materi yang telah dipelajari secara komprehensif. 
  • Guru bisa menggunakan teknik diskusi kelompok atau brainstorming untuk membantu siswa dalam menyusun materi tersebut.
  • Guru mengevaluasi hasil belajar siswa dengan menggunakan tes atau laporan kelompok yang telah disusun oleh siswa.
  • Penerapan metode pembelajaran Jigsaw diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan kerjasama tim siswa.

Metode pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode lain, di antaranya:

  • Siswa dapat belajar dengan cara yang lebih aktif, sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa.
  • Siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan mendalam karena harus mempelajari subtema yang berbeda.
  • Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan kerjasama tim.

Referensi:

Slavin, R. E. (2013). Educational psychology: Theory and practice (10th ed.). Boston, MA: Pearson Education, Inc.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun