Mohon tunggu...
Treza Digjaya
Treza Digjaya Mohon Tunggu... -

Mengasah kembali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Comet" Beraksi....

17 Juni 2013   08:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:54 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1371432085454573908

[caption id="attachment_260679" align="alignleft" width="620" caption="si COMMET"][/caption] Anda tahu istilah COMET? Ya, anda pasti tahu apa itu comet jika anda adalah pengguna setia commuter line Jabodetabek. Transformasi perkereta apian di Indonesia sudah benar - benar dimulai dengan hadirnya e-ticketing yang biasa disebut petugas di stasiun dengan nama comet. Comet menjadi salah satu terobosan baru di dunia perkereta apian di Indonesia, dan mungkin baru comet lah yang menjadi e-ticketing pertama yang akan lebih efektif dibandingkan e-ticketing ala Trans Jakarta. dengan hadirnya comet maka secara tidak langsung masyarakat Indonesia khususnya pengguna KRL Commuter Line dapat menjadi lebih cerdas, karena seperti yang kita tahu sebelum comet beraksi, tiket lembaran terasa begitu kurang efektif dari berbagai sisi, baik monitoringnya oleh PT.KAI, maupun hal teknis seperti pengawasan terhadap penumpang yang tidak membeli tiket dan sebagainya. Penulis mempunyai pengalaman yang sangat menarik ketika tiket KRL AC sebelum saat ini commuter line ada. Lebih tepatnya ketika zaman - zaman kuliah dan seringkali mengguakan jasa transportasi kereta api ini. Perjalanan cukup lumayan jauh, dari stasiun Sudimara - Tanah Abang, atau Manggarai untuk menuju salah satu kampus Negeri yang terdapat di Rawamangun. Penulis sempat beberapa kali menggunakan tiket "bekas" perjalanan pergi untuk perjalanan pulang, atau bahkan juga menggunakan tiket sehari sebelumnya dengan rute yang sama, namun arena tida diperiksa alhasil tiket kertas itupun penulis tilap rapat - rapat untuk digunakan keesokan harinya#zaman jahiliah... Nah, tergambar kan salah satu kekurangan tiket kertas tadi yang saat ini juga masih ada sebenarnya. Pertama, PT.KAI akan sulit mendata jumlah penumpang, kedua, jika kereta penuh sesak maka seringkali tida ada petugas untuk meminta tiket, ketiga, tiket yang tidak terpakai masih bisa dipakai setelah perjalanan usai, padahal tiket hanya berlaku satu kali perjalanan#like me,hhe... Sekarang kita lihat si comet, perubahan yang cukup progresif ini memang awalnya membuat crowded para penumpang, apalagi ketika hedak masuk pintu namun si comet tidak terbaca, ditambah antrian dibelakang panjang, dan yang lebih crowded ketika mengembalikan kartu cukup membuat antrian panjang, itu terlihat pada saat penulis kemarin sedang ingin berbelanja di pasar Tanah Abang, dan tida dapat dibayagkn ketika adat jam kantor bagaimna jadinya So, sudah saatnya  masyarakat tercerdakan dengan salah satu terobosan progresif ini, semoga pelayanan makin ditingkatkan oleh PT.KAI dalam hal ini commuter line.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun