Mohon tunggu...
Tresna Khoirun Nisa
Tresna Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Fukuktas Sosial dan Humaniora prodi Ilmu Komunikasi angkatan tahun 2015. "Bungkam mulut mereka dengan aksimu Inallaha ma'ana"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negeriku, Negeri 1000 Kain

3 Oktober 2015   15:53 Diperbarui: 3 Oktober 2015   15:53 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 2 Oktober, seluruh warga Indonesia memperingati Hari Batik Naional. Semua pegawai, mahasiswa, masyarakat umum dan sekolah yang memperingati salah satu hari nasional ini diwajibkan untuk menggunakan pakaian Batik. Jika ditelik lebih dalam ternyata penggunaan seragam Batik tidak hanya untuk tanggal 2 Oktober saja, tetapi untuk kalangan pegawai bisa dipakai setiap hari Rabu, untuk kalangan siswa/siswi seragam Batik biasa digunakan pada hari Rabu dan Kamis. Penggunaan kain Batik sekarang bukan hanya sebagai seragam saja atau sebagai pelengkap suatu kostum agar dikatakan “Indonesia banget”. Sekarang kain Batik sudah bersifat fleksibel kain ini bisa digunakan sebagai sarung bantal, selimut, baju pesta yang bernilai jutaan rupiah, tas, tempat tissue dan masih banyak lagi fungsi-fungsi yang lain. Batik juga merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang tidak boleh luntur begitu saja, maka dari itu setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Namun mengapa hanya setiap tanggal 2 Oktober saja? Alasannya adalah tepat pada tanggal 2 Oktober  2008 badan PBB bagian kebudayaan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Dari sejarah itulah muncul bahwa setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai hari batik di Indonesia, salah sih yang benar adalah tanggal 2 Oktober Hari Batik Sedunia. Jadi bagian belahan dunia manapun yang memiliki pakaian batik dianjurkan untuk menggunakan pakaian batik yang mereka miliki.

Jika kita lihat dari sisi kebudayaan memang Indonesia tidak pernah memiliki ruang kosong untuk segi kebudayaan, Indonesia sangat berwarna akan kebudayaan. Dari jenis kain saja Indonesia tidak hanya memiliki kain Batik tetapi ada 10 jenis kain lagi yang harus diketahui oleh para penerus bangsa , agar kelak sang penerus tidak hanya mengetahui satu jenis kain saja.

 Beberapa kain  yang lain adalah jenis Ulos, Ulos merupakan salah satu kain tradisional dari masyarakat Batak, Sumatera. Kain Ulos dibuat engan cara ditenun, menurut kepercayaan suku Batak  kain Ulos diberikan kepada ibu yang sedang mengandung yang berguna untuk melindungi sang bayi dari marabahaya dan mempermudah kelahiran sang bayi. Selain itu menurut nenek moyang masyarakat Batak jika menggunakan kain Ulos akan memberikan kehangatan bagi kehidupan. Kain ini emiliki warna dominan yaitu merah, hitam dan putih yang dihiasi dengan ragam tenunan dari benang emas atau perak. Kain Ulos sendiri memiliki beberapa jenis yang juga memiliki alur tenun yang berbeda dan lebih rumit. Namun sayang ternyata sudah ada kain Ulos yang sudah tidak diproduksi lagi alias punah seperti  Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput, dan Ulos Sibolang.

Selain kain Ulos, ada juga kain Tenun Ikat yang merupakan kain tradisional. Prosesnya beberapa kain yang diikat lalu dicelupkan pada pada zat pewarna alami. Sebelum ditenun kain-kain yang dicelupkan tadi diikat dengan plastik atau tali yang nantinya akan menimbulkan corak-cork yang beraneka ragam bentuk yang indah. Wilayah Indonesia yang terkenal akan kain tenunya antara lain Lombok, Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Sumbawa, Sumba, dan Flores.

Ada juga kain Gringsing, kain ini merupakan kain yang berbeda dengan kain Tenun Ikat, keduanya memang sama-sama melalui proses pengikatan untuk membentuk suatu corak. Namun, dalam proses pengikatannya menggunakan teknik dua kali ikat yang seluruh prosesnya menggunakan menggunakan keterampilan tangan. Proses pembuatan kain ini membutuhkan waktu selama 2-5 tahun. Kain yang asalnya dari Bali ini memiliki mitos bahwa kain ini tercipta karena Dewa Indra kagum akan keindahan langit malam lalu ia mengajarkan wanita untuk menguasai teknik tenun yang berfungsi untuk melukiskan dan mengabadikan keindahan bulan, bintang, matahari, dan hamparan langit lainnya.

Ini ada juga kain yang paling terkenal tandingan dari kain batik, yaitu kain Songket. Kain yang berasal dari daerah Minangkabau ini, kain yang ditenun dengan benang emas dan perak ini dibuat dengan cara mengkaitkan dan mangambil sejumput kain dan kemudian menyelipkan benang emas.

 Kain yang satu ini motifnya sering digunakan untuk membuat seragam yaitu kain Sasirangan. Kain yang berasal dari Kalimantan Selatan, Banjarmasin ini dibuat dengan cara kain mori atau katun digambari motif yang sudah digambari berbagai motif lalu dijelujur atau disirang berdasarkan motif yang sudah dibuat. Ada berbagai motif kain ini antara lain naga balimur, bayam raja, kulat ka rikit, dan daun taruju.

Selain kain Sasirangan ada juga kain kain Tapis kain yang berasal dari kota Lampung ini memiliki cerita bahwa dengan membuat kain ini kehidupan mereka akan selaras dengan alam semesta dan juga Sang Pencipta. Pada umunya kain ini dibuat dengan cara disulam menggunakan benang emas yang pada umumnya motifnya berbentuk zigzag, piramida, flora dan fauna.

Adalagi kain Besurek, kain yang berasl dari daerah Bengkulu ini menggambarkan motif tulisan Arab gundul. Motif ini dibuat karena pada umunya masyarakat Bengkulu sebagain besar adalah muslim. Untuk proses pembuatannya hampir sama dengan proses membatik hanya saja pewarnaan yang digunaka pada kain ini leibh cerah.

Selanjutnya ada kain Tenun Dayak, kain yang berasal dari Kalimanta Timur ini dibuat menggunakan alat yang disebut ‘gedok’ , proses pembuatannya memakan waktu yang lama sampai berbulan-bulan. Motif  yang diambil adalah flora dan fauna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun