Mohon tunggu...
Tresna Khoirun Nisa
Tresna Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Fukuktas Sosial dan Humaniora prodi Ilmu Komunikasi angkatan tahun 2015. "Bungkam mulut mereka dengan aksimu Inallaha ma'ana"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

'Sunmor' Pasar Minggunya Yogyakarta

11 Oktober 2015   14:07 Diperbarui: 11 Oktober 2015   14:39 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ngomongin hari Minggu, pasti yang terfikir dibenak kita adalah hari yang digunakan untuk bersantai, refreshing, dan berkumpul bersama keluarga. Berhubung saya menulis artikel hari ini bertepatan dengan hari Minggu, hari dimana mahasiswa dan para pekerja kantor dapat bersantai sejenak dri kepenatan yang selalu mereka hadapi. Jika hari Minggu di kota-kota lainnya setiap pagi masyarakat melakukan lari pagi ataupun bersepeda guna untuk melepaskan kepenatan. Berbeda dengan di Yogya masyarakat di kota ini biasanya menghabiskan waktu mereka untuk mengunjungi  Sunday Morning atau yang biasa kita kenal  dengan istilah ‘Sunmor’.  ‘Sunmor’ merupakan pasar rutinan yang digelar setiap hari Minggu pagi kira-kira pukul 05.00-12.00 WIB. Bagi yang tertarik untuk mendatangi ‘Sunmor’ silahkan bertandang ke kompleks Universitas Gadjah Mada (UGM) ,tepatnya disekitar lembah UGM yang berada di Jalan Notonegoro.

Awal mula ‘Sunmor’ ini muncul karena banyaknya masyarakat yang melakukan aktivitas di pagi hari di lingkunan UGM hanya untuk sekedar berlari pagi, jalan pagi, ataupun bersepeda. Karena ramainya orang-orang setiap pagi di kompleks tersebut membuat para pedagang tertarik untuk menjajakan dagangan mereka. Semula yang diperdagangkan hanya makanan dan minuman ringan, namun seiring berjalannya waktu para pedagang semakin tertarik untuk mengikuti pedangan lain yang mulai membuka lapak di kompeks tersebut. Karena dianggap mumpuni pedagang barang-barang lain pun ikut berpartisipasi seperti pedaganag baju, korden, seprai, bunga, sendal, buku, ikan, bunga, tas, sepatu  dan segala perabotan rumah tangga terdapat di ‘Sunmor’ ini.

Tak jarang bukan hanya para pedagang saja, namun ada juga beberapa kalangan mahasiswa yang mencoba untuk menjajakandagangan yang mereka jual seperti baju, hijab, makanan, dan minuman yang mampu menarik hati para pengunjung. Salah satunya saya sempat berkunjung kesalah satu stand yang menjual donat panggang. Donat yang pada umunya adalah digoreng ini, berbeda dengan donat yang dijual oleh mahasiswi dari salah satu universitas negei ini. Dalam menjajakan dagangannya ia bekerja sama dengan rekannya . Donat yang mereka jual adalah donatpanggang yang terdiri atas berbagai rasa seperti donat yang memiliki rasa kacang almond, cokelat leleh, kacang, rasbery,  dan aneka rasa lainnya yang dijual seharga Rp.5.000 hingga Rp.8.000. Dia mengatakan bahwa dalam setip hariny dia cukup bnyak mendapatkan keuntungan dari hasil menjual donat. Ternyata untung yang mereka peroleh cukuplah besar untuk membiayai hidup mereka selama beberapa minggu. Untuk dapat berjualan di ‘Sunmor’ ini para pedagang harus mendaftarkan diri kepada pihak pengelola  untuk memperoleh izin dan membyar biaya retribusi sebesar Rp.7000 untuk satu stand.

Berdasarkan keterangan contoh diatas ternyata ‘Sunmor’ yang awalnya hanya sekedar menjual makanan dan minumaan ringan sekarang bisa menghasilkan untung yang banyak baagi para pedagang yang menjajakan dagangannya. Selain itu, harga-harga barang yaang dijual oleh para pedangang sangatlah murah. Contohnya saya pernah membeli seprai yang harga biasanya mencapai Rp.100.000 – lebih namun, di ‘Sunmor’ ini sebuah seprai lengkap dengan berbagai ukuran dapat kita perloh dengan harga yang birkisarmulai dari Rp.70.000 hingga Rp.45.000 kualitas kainnya juga cukup baik, selain itu saya juga membelisepasang korden dengan harga Rp.15.000 sangat murh bukan? Maka dari itu ‘Sunmor’ ini adalah pasar dadakan yang paling ditunggu-tunggu mahasiswa dan anak kos karena harganya yang murah dan kualitas bahan yang cukup baik.

Karena murahnya harga barang-barang dan makanan serta minuman yang dijual tak jarang daerah ini selalu dipadati oleh pengunjung  bahkan untuk berbelanja kita sangatlah sulit, karena padatnya orang-orang yang berbelanja. Jika ingin berbelanja dengan tenang dan tidak ingin berdesak-desakan maka berangkatlah pada pukul 05.00 pagi selain itu pada jam-jam pagi  tersebut belum terlalu padat kendaraan yang berlalu-lalang di kompleks tersebut. Mari kunjungi ‘Sunmor Ugm’ Yogyakarta, selamat hari minggu, selamat beraktivitasJ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun