Disuatu sudut bumi Tropis, diantara hamparan sawah hijau yang terbentang sejauh mata memandang, ada seorang perempuan muda bernama Ellza. Dia adalah bunga yang tumbuh di tengah gurun pasir yang sangat tandus, cemerlang, dan Penuh Impian. Matanya memancarkan cahaya, bagai bintang di malam gelap, dan dalam dadanya terbakar tekad yang tak pernah padam untuk mencari ilmu di Tanah seribu budaya,Turki.
Dari kecil, Ellza telah terpesona oleh dongeng-dongeng Instanbul yang kaya akan budaya, tempat tempat indah, dan sejarah yang menggetarkan hati. Instanbul adalah impian puitisnya yang selalu menghantui, menyusup kedalam mimpinya, dan menjadikan seseorang wanita yang merindukan tempat yang begitu jauh, diujung matahari terbenam.
Ellza selalu bermimpi untuk belajar di instanbul University. Dia selalu memandang langit setiap malam, bercita cita untuk menginjakan kaki disana dan menjelajahi dunia yang belum pernah di lihat.
Suatu Hari, saat Matahari Tengah terbenam. Dengan masih menggunakan seragam sekolah yang sudah lusuh dengan keringat. Ellza duduk diatas bukit, merenungkan keinginannya. Dia mengobrol dengan temannya, Rhea. Rhea adalah teman yang pasti dimimpikan semua  orang, rhea yang selalu mendengarkan impian-impian Ellza yang mungkin konyol bagi orang lain.
"Aku ingin berkuliah di Instanbul Rhea. Aku tahu itu terdengar seperti dongeng, tetapi itu adalah mimpi sejati yang selalu ada dihatiku,". Kata Ellza dengan senyuman Polos.
Rhea Menjawab, "Kau Tahu Ellza, aku percaya suatu hari nanti kau akan sampai ke Instanbul, jangan pernah berhenti untuk mengejarnya ."
Ellza tersenyum, dengan Mata Berbinar ketika melihat jauh pemandangan dari bukit. "Instanbul adalah dunia yang belum pernah aku kunjungi, tetapi akan selalu ada disana, menanti ku,"katanya.
Tetapi Perjalanan menuju Instanbul Tidaklah mudah, Ellza harus mempertahankan terus Nilainya agar bisa mendapatkan beasiswa untuk membawanya pergi. Tetapi tidak hanya membutuhkan nilai akademis yang tinggi, tetapi juga tekad yang kuat.
Lonceng berbunyi pertanda jam Istirahat, ellza yang tengah melamun di ruang kelas nya terlintas mencari cara unuk mendapatkan beasiswa untuk membawanya pergi ke Instanbul. Detik itu juga Ellza bergegas pergi Ke ruang Konseling Siswa. Elzza mulai berbicara tentang impian impian dan tekadnya untuk bisa berkuliah di Instanbul. Sang guru Konseling pun tersenyum dan mengatakan "kau memiliki semangat yang menginspirasi, Ellza ibu akan berusaha untuk membantumu mendapatkan beasiswa itu.
Mendapat dukungan dari Guru Konselingnya tersebut, Ellza mulai mempersiapkan diri untuk Ujian beasiswanya. Dia belajar keras, melewat malam hingga fajar, dan hingga akhirnya Elzza menjawab semua pertanyaan Ujian dengan tekun. Hasilnya? Ellza di terima di Instanbul University dengan beasiswa Penuh
Ellza tiba di Instanbul dengan rasa kagum yang tak terkira. Jalan-jalan berliku yang bersejarah, masjid masjid megah, dan bazarnya yang meriah, membuat hatinya berdebar. Namun perjuangannya belum selesai. Ia harus menjalani kehidupannya sebagai Mahasiswa, beradaptasi dengan budaya yang berbeda, dan tetap menjaga beasiswa yang begitu berharga.
Ellza bertemu dengan seorang yang baik hati bernama Aydin dari mahasiswa Universitas lain di Turki. Kebetulan Aydin bekerja Paruh waktu sebagai pemandu wisata yang sering membantu wisatawan internasional untuk menjelajahi kota instanbul. Mereka menjadi teman dekat dan aydin membantu Ellza untuk mengatasi kesulitan nya di Turki.