Mohon tunggu...
Tresi Tiara
Tresi Tiara Mohon Tunggu... Guru - Teacher of Entrepreneurship

Entrepreneur Teacher pada Sekolah Menengah Kejuruan , yang memiliki cita-cita mencetak banyak Entrepreneur Muda

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pemimpin Karbitan

11 Agustus 2023   07:19 Diperbarui: 11 Agustus 2023   07:27 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://teseeede.blogspot.com/2014/06/pemimpin-karbitan.html

Pemimpin merupakan posisi tertinggi dalam sebuah sistem pengorganisasian, layaknya sebuah prosesor dalam sebuah sistem komputer yang berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh komponen dalam komputer. Jika sosok pemimpin tidak bisa mengorganisir individu didalamnya maka akan terjadi malfungsi dalam sistem tersebut. Di era disrupsi ini, siapapun bisa menjadi pemimpin tertinggi dalam sebuah organisasi atau kelembagaan (yang dibuatnya sendiri). Banyak pemimpin karbitan yang bermunculan dan dipaksakan hanya untuk mengamankan sebuah kepentingan dalam suatu organisasi atau lembaga. Proses pengangkatannya tidak melalui proses yang baik sehingga mengakibatkan pemimpin tersebut terjebak dalam proses kepemimpinan instan yang membuat delusi seakan-akan mereka merasa sudah pantas untuk disebut pemimpin sejati, padahal....

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan pengaruh positif, terlebih dalam dunia kerja. Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi karakter, mentalitas dan tindakan orang yang dipimpinnya. Sehingga tidak lantas diartikan bahwa memimpin adalah mengisi posisi pimpinan, memimpin bukanlah sebuah jabatan tetapi merupakan sebuah tindakan. Pemimpin merupakan sosok yang mampu merangkul seluruh individu dalam sebuah sistem, yang memiliki beragam pola pikir yang berbeda dalam mencapai sebuah tujuan, tidak sesederhana hanya bisa memberi instruksi dan perintah saja kepada yang dipimpinnya. Oleh karena itu sosok pemimpin tidak boleh seperti buah yang di karbit, buah tersebut dipaksa untuk matang sehingga biasanya akan cepat menjadi busuk.   

Kecerdasan emosional merupakan faktor penting yang akan membedakan seorang pemimpin dengan yang bukan. Dalam dunia kerja sosok pemimpin merupakan faktor penentu bagi terciptanya ekosistem kerja yang nyaman sehingga dapat memunculkan etos kerja yang tinggi bagi para karyawannya karena dalam dunia kerja sangat dipenuhi oleh berbagai permasalahan dan tantangan disetiap harinya. Pemimpin tidak hanya memerlukan kemampuan teknis untuk menyelesaikan semua masalah dan tantangan tersebut tetapi juga sangat memerlukan kemampuan emosional yang baik. Pertanyaannya adalah, apakah sosok pemimpin karbitan mampu merangkul semua karyawan dan menyelesaikan semua permasalahan tanpa melibatkan unsur suka dan tidak suka terhadap individu karyawannya. Karena biasanya pemimpin karbitan muncul hanya untuk mengejar eksistensi semata dan lahir dari kepentingan segelintir orang.

Pemimpin  karbitan biasanya menjadi penghambat bagi para karyawan yang memiliki potensi dan kemampuan. Karena biasanya penilaian kinerja yang diberikan kepada karyawan bersifat tidak objektif, unsur penilaian pun dilakukan satu arah. Hanya berdasarkan bisikan orang-orang terdekatnya, seorang pemimpin yang stabil secara emosional akan memberikan penilaian secara objektif berdasarkan instrumen yang jelas sehingga pada saat menilai karyawannya tidak akan terpengaruh oleh unsur suka atau tidak suka. Tentunya penilaian objektif terhadap karyawan akan memunculkan lingkungan kerja yang fair dan tidak hanya sekedar asal menyenangkan atasan saja. 

Sosok pemimpin dalam dunia kerja haruslah orang yang mampu memberi motivasi serta memiliki empati terhadap orang-orang yang dipimpinnya, sehingga ia mampu memberikan solusi dan bijaksana. Dia akan mengerti keadaan orang lain seolah-olah ia merupakan bagian dari dirinya. Mampu mendengarkan berbagai permasalahan dari berbagai sudut pandang dan tidak menghakimi kondisi apapun yang terjadi pada orang lain, apalagi menghakimi dengan memandang rendah setiap persoalan disertai dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Karena jika hal itu terjadi akan memunculkan etos kerja yang tidak sehat dalam sebuah lingkungan kerja. Karyawan akan hilang motivasi dan tidak nyaman dalam bekerja. Jangan salahkan jika karyawan lantas menjadi apatis dan tidak memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk maraih tujuan bersama. 

Semoga pemimpin karbitan akan terus belajar untuk tidak hanya berbangga hati telah berhasil menjadi pimpinan berdasarkan penilaian subjektif beberapa orang dalam sebuah sistem. Meski proses pemilihannya melukai aspek keadilan, karena ia diangkat bukan karena profesionalisme dan kompetensi pribadinya, namun karena rekayasa dan konspirasi praktis dari segelintir orang yang memiliki kepentingan. Karena aktor intelektual yang telah melakukan rekayasa tersebut telah merasakan betapa nikmatnya memegang kekuasaan, tidak ada satu orang pun yang berani untuk mengkritik dan mempersoalkannya karena terbentur oleh berbagai kepentingan pribadi. Dia lupa bahwa semua itu akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akherat. 

Cimahi, 11 Agustus 20223

Tresi Tiara 

Just Ordinary Teacher

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun