Mohon tunggu...
Tresi Tiara
Tresi Tiara Mohon Tunggu... Guru - Teacher of Entrepreneurship

Entrepreneur Teacher pada Sekolah Menengah Kejuruan , yang memiliki cita-cita mencetak banyak Entrepreneur Muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Siswa "Zaman Now" dan Keresahan di Dalamnya

26 November 2017   19:15 Diperbarui: 26 November 2017   20:06 2609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berprofesi sebagai seorang Entrepreneur Teacher di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Cimahi, sebenarnya mungkin bukan sebuah profesi yang bisa dibanggakan oleh sebagian orang, tapi saya tidak akan membahas hal itu. Karena jika dipikirkan hanya membuang energi saja dan tidak ada manfaatnya.

Yang ingin saya ceritakan kali ini adalah fenomena siswa zaman now. Menghadapi siswa diera millenial ini sebenarnya tidak mudah namun bukan berarti sulit, mereka hanya perlu diberi motivasi dan diajak berdiskusi. Mereka lebih nyaman kelihatannya ketika kita perlakukan sebagai teman, teman yang bisa diajak bertukar pikiran tanpa harus menghakimi dan meng-underestimateapa yang mereka lakukan.

Terlebih sebagai seorang guru mata pelajaran kewirausahaan dituntut untuk mampu menggerakkan siswa agar mau melakukan action alias siswa harus mampu melakukan kegiatan usaha walaupun dalam skala kecil. Karena ilmu bisnis tidak bisa hanya sekedar menghafalkan teori-teori yang ada di buku, mereka dituntut harus mampu berinteraksi dengan konsumen, mereka dituntut untuk menguasai pemaparan tentang produk yang mereka pasarkan. Dan kemampuan tersebut bisa diperoleh ketika siswa praktek wirausaha dilapangan. 

Oleh karena itu pada saat melakukan kontrak belajar diawal semester, saya selalu menekankan bahwa pelajaran wirausaha itu komposisi pembelajarannya adalah 70% praktek dan 30% teori. Awalnya mereka banyak yang kaget dan bingung karena saya mengharuskan siswa belajar tentang target yang harus tercapai disetiap akhir pembelajaran yaitu berupa omzet dari setiap kegiatan wirausaha. 

Banyak juga yang mempertanyakan, bahkan memprotes pola pembelajaran yang saya lakukan, padahal saya hanya menjalankan apa yang sudah digariskan didalam kurikulum khususnya dibidang pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Namun setelah komposisi 70% praktek dan 30% teori saya terapkan dalam pelajaran prakarya dan kewirausahaan selama hampir 5 tahun, sebelumnya saya hanya mengandalkan teori-teori yang ada di buku saja tentang kewirausahaan yang ternyata dilapangan sudah mulai berubah polanya, ternyata pada tahun 2017 ini mulai terlihat hasilnya. 

Yang jujur sebenarnya diluar ekspektasi saya, ternyata dari 12 kelas yang saya ampu, hampir semua siswa mampu menyelesaikan tantangan omzet yang saya berlakukan. Mereka terlihat berlomba-lomba dan bersemangat melakukannya, tanpa harus mengorbankan pelajaran yang lain. Karena siswa melakukan kegiatan praktek wirausaha hanya mengandalkan handphone dan media sosialnya masing-masing. Kemudian mereka mengambil produk dari marketplace dengan sistem dropshipped dan reseller yang semuanya dikerjakan secara online.

Bahkan omzet dan keuntungan yang diperoleh siswa ada yang mencapai angka puluhan juta, sungguh luar biasa bukan ?? Di saat yang lain beranggapan bahwa siswa tidak akan mampu belajar tentang target dan omzet karena dianggap memberatkan, siswa saya ternyata menjawabnya dengan hasil yang sungguh menakjubkan. Disaat yang lain tidak mengapresiasi apa yang sudah saya kerjakan, namun semua lelah pada saat memotivasi siswa agar mau mulai merintis bisnisnya sendiri terbayarkan sudah dengan hasil yang begitu menakjubkan diakhir semester ini. Ternyata siswa zaman now mampu membuktikan bahwa mempunyai omzet dan memiliki bisnis diusia muda bukanlah hal yang mustahil.

Jadi sekali lagi saya katakan, saya bangga memiliki siswa zaman now, saya bangga memiliki siswa yang bisa bekerja keras dan pantang menyerah. Dan sekali lagi saya katakan bahwa saya bangga menjadi entrepreneur teacher dizaman now.

Mengutip quote kang Dewa Eka Prayoga seorang entreprenur muda kebanggaan Indonesia, janganlah mencibir mereka yang sedang merintis bisnisnya dengan jalan berjualan, karena penghasilanmu belum tentu lebih besar darinya dan sedekahmu belum tentu lebih banyak darinya.

Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan seprofesi dimanapun Anda berada.

Cimahi, 26 November 2017

Entrepreneur Teacher

Tresi Tiara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun