Mohon tunggu...
Treewani AGPangaribuan
Treewani AGPangaribuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Whatever you are, be a good one

A Theological student in Theologische Hochschule der HKBP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merawat Hati untuk Hidup Lebih Baik

30 Maret 2021   20:10 Diperbarui: 30 Maret 2021   20:23 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang penyanyi legendaris Ebiet G.Ade pernah menyanyikan sebuah lagu yang isinya mengatakan " Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih. Suci lahir dan di dalam batin. Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat." Manusia hidup di zaman yang hanya memandang "mata dan telinga". Karena manusia cenderung lebih aktif untuk mengutamakan apa yang "terlihat" dan "terdengar". Namun, manusia tak menghiraukan yang ada di kedalaman hati. Maka tak heran kalau manusia lebih mementingkan apa yang dilihat dan didengarnya. Ibaratkan kita membeli sebuah makanan yang memiliki bungkus amat indah dan menarik, namun rasa makanannnya tak seenak yang kita bayangkan. Kita sering lupa bahwa apa yang "terlihat dan terdengar" itu semuanya berawal dari hati. Kalau dari hati terpancar yang bersih dan bening, maka yang keluar pun akan demikian. Sebaliknya, kalau yang terpancar dari hati adalah yang busuk dan berbau maka yang keluar pun demikian pula.

Maka sesungguhnya untuk menata atas apa yang kita perlihatkan dan perdengarkan itu bukan saja sebatas "enak dilihat, enak didengar" tetapi sebaiknya hal itu juga turut dirasakan dengan "enak hasilnya dan sesuai dengan ekspektasi", maka untuk mendapatkan yang baik dan benar, kita terlebih dahulu untuk menata hati menjadi bersih dan tidak bernoda. Kita bayangkan saja begini. Ibaratkan kita hidup di sebuah rumah megah dan mewah, tetapi rumah tersebut tidak dibersihkan sehingga ada banyak debu, kotoran dan pastinya berantakan, juga bisa saja menjadi ruam penyakit. Apakah kita akan nyaman berada di dalamnya? Mungkin saja, bagi penghuni rumah yang sudah terbiasa dengan hal-hal yang kotor dan malas untuk berbenah dan bersih-bersih, mereka akan merasa nyaman-nyaman saja. Namun, bagi orang yang baru datang kerumah tersebut akan merasa tidak nyaman karena Ia tidak terbiasa dengan keadaan lingkungan yang kotor. Begitu pula lah halnya dengan manusia, ketika orang yang berhati kotor bertemu dengan orang yang berhati bersih, maka akan terjadi sebuah ketidaknyamanan dan sedikitnya akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Sebaliknya, ketika kita berada di sebuah rumah yang sederhana namun rumah tersebut bersih, wangi, rapi dan tentu saja sehat bagi penghuni rumah. Apakah kita akan merasa nyaman tinggal dirumah tersebut? Ya! Tentu saja kita akan merasa nyaman walaupun rumah tersebut sederhana.

Begitulah keadaan hati kita manusia. Jika hati kita bersih maka akan terjauhkan dari segala hal yang merugikan orang lain, dengki, dendam dan lain sebagainya. Sehingga dari hati yang bersih akan mengeluarkan hal-hal baik dan berkat bagi sesamanya. Namun bagi hati yang kotor akan cenderung mengeluarkan permasalahan, kericuhan, keributan dan ketidaknyamanan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun