Kita mungkin tidak asing lagi untuk mendengar ucapan God bless You atau yang kita kenal dengan Tuhan memberkatimu. Kalimat ini biasa kita baca dan kita dengar dari orang-orang yang ingin menyampaikan suatu ucapan selamat kepada kita baik secara langsung atau melalui SMS, Whatsapp dan sosial media lainnya. Kalimat ini sering juga dalam hal berulang tahun dan ada juga yang mengucapkan kalimat ini kepada orang lain ketika hari minggu, dan lain sebagainya. Bahkan kalimat ini juga selalu diucapkan seorang Pendeta kepada jemaat di penghujung peribadahan. Bila kita merenungkan  bahwa kalimat tersebut sudah menjadi suatu hal yang biasa saja.Â
Memang tidak ada yang salah ketika mengucapkan kalimat God Bless You, dsb. Namun karena sudah sangat lazim dan sering digunakan, sehingga kebanyakan orang menganggap biasa saja dan telah kehilangan makna yang sebenarnya. Padahal semestinya kalimat ini adalah kalimat yang sangat bermakna dan tidak boleh diucapkan dengan sembarangan karena mengandung nama Tuhan di dalamnya.
Dalam pengucapan kalimat God bless you, perlu kita tanyakan pada diri kita. Apakah memang kalimat tersebut benar-benar berasal dari tulus hati kita kepada orang lain, atau hanya sebagai pemanis dari ucapan yang ingin kita sampaikan? Kalau kita mengingat bahwa ucapan-ucapan yang penuh makna seperti kalimat God bless you, sejatinya kalimat ini hendaklah diungkapkan/diucapkan dengan sungguh-sungguh.Â
Bukan hanya sebagai pelengkap ataupun pemanis semata dari ucapan yang ingin kita sampaikan. Kita bisa melihat bahwa di dalam kalimat tersebut terdapat kata "TUHAN" yang berarti ketika terdapat sebutan Tuhan yang begitu sakral dan mulia maka seharusnya kita tidak melakukannya dengan sepele. Karena kita sering membawa-bawa nama Tuhan untuk kepentingan diri sendiri.
Semakin bertambah kemajuan manusia hari demi hari, sehingga membuat manusia menciptakan gelar-gelar dan singkatan-singkatan yang tak seharusnya dilakukan. Seperti ucapan God bless you ( Tuhan Memberkatimu) disingkat menjadi "GBU". Dalam kalimat ini terlihat bahwa ucapan dari nama Tuhan tersebut tertutupi dan tidak secara jelas ditampakkan dan terkesan menyepelekan.Â
Kalau memang benar bahwa kita ingin mengucapkan dari tulus hati kita, maka sebaiknya sebutan untuk nama Tuhan yang sakral tidak disingkat-singkat dan berperan sekedar pemanis dari ucapan kita terhadap seseorang. Â Sebab, di dalam Taurat kita diingatkan untuk tidak menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Apalagi, hal tersebut kita pergunakan untuk menutupi keadaan hati kita yang tidak tulus kepada seseorang atau sebagai kalimat untuk menutupi kesalahan dalam dirinya misalnya kalimat "Demi Tuhan". Hal ini merupakan hal yang tidak sepatutnya untuk dilakukan. Karena sejatinya sebutan Tuhan adalah sakral.
Melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan bahwa hendaklah kita sebagai orang-orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus tidak memperlakukan nama-Nya sebagai kambing hitam dari setiap hal yang ingin kita lakukan. Karena kalau kita merenungkan bahwa kalimat "God Bless You" atau "Tuhan memberkatimu" adalah bagian dari ucapan seorang yang tulus hati untuk mengucapkannya. Sebab Tuhan itu bukan permainan, Tuhan itu bukan untuk disepelekan, dan Tuhan itu tidak boleh dijadikan sebagai kambing hitam. Karena Tuhan adalah kudus dan Mulia sehingga manusia hendaklah menghormati dan memuliakan nama-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H