Mohon tunggu...
Treewani AGPangaribuan
Treewani AGPangaribuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Whatever you are, be a good one

A Theological student in Theologische Hochschule der HKBP

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mawar Berduri

13 Maret 2021   08:06 Diperbarui: 13 Maret 2021   08:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Penulis pernah mendengar nasihat begini : kalau tidak bisa memberikan mawar maka setidaknya jangan memberikan duri. Nasihat itu mengingatkan bahwa sering sekali manusia hidup bukan untuk mengurusi dirinya sendiri melainkan lebih terfokus terhadap hidup orang lain. Sehingga membuat seseorang tersebut lupa untuk mengurus dirinya karena sudah terlalu banyak mengurusi hidup orang lain. Menurut penulis tidak normal untuk memikirkan, mencampuri bahkan mengurusi kehidupan orang lain bila tidak untuk tujuan yang benar-benar baik.

            Manusia sering merasa tidak puas dengan kehidupan yang ia miliki. Maka dari itu manusia acap kali melihat kehidupan orang lain. Bila melihat untuk mendapatkan motivasi untuk bisa menjadi lebih baik seperti yang diinginkan, itu adalah hal yang baik. Namun, bila melihat kehidupan orang lain untuk menghancurkan kehidupannya, sama sekali bukan perilaku yang benar. Di tengah kemajuan zaman dan disebut dengan 4.0 acap kali seseorang dengan mudah untuk menghina, mendengki, dan iri dengan orang lain melalui teknologi yang sudah berkembang misalnya gadget.

Gadget yang sudah canggih saat ini sangat mempermudah seseorang untuk melihat kehidupan dan mengurusi kehidupan orang lain. Melalui gadget juga bisa dipergunakan untuk menyakiti orang lain. Tidak heran bila dipikirkan bahwa manusia zaman sekarang lebih sibuk untuk memperkaya diri atas harta dan meniru kehidupan orang lain. Sedangkan, ia lupa untuk memperkaya moral yang baik.

            Bagi seseorang yang suka iri dan mendengki terhadap kesuksesan orang lain adalah seseorang yang tak mampu untuk mengenal dirinya sendiri bahkan tak mampu untuk tahu kemampuan apa yang ia miliki. Sudah menjadi hal yang lumrah bagi sebagian orang untuk bersikap semena-mena terhadap kehidupan orang lain, menjadi duri bagi sesamanya. Tetapi tidak bisa menjadi bunga yang memberi keindahan dan keharuman.

Bagi orang-orang yang selalu iri dan dengki atas kehidupan orang lain adalah orang yang tidak memiliki kedekatan dengan Tuhan dan hatinya tertutup untuk mempersilahkan Tuhan untuk memurnikan hatinya. Bila saja Tuhan dekat dengan hati kita, maka kita tidak akan mau untuk mendengki apalagi menyakiti orang lain. Setidaknya hal yang terpenting yang penulis ingin sampaikan bahwa kalau kita tidak bisa menjadi penghilang kesedihan orang lain, setidaknya kita tidak menambah beban orang lain untuk menjadi tambah sedih. Berbahagialah ketika melihat orang lain berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Jaga hati dari perasaan cemburu, salah satu emosi terburuk yang bisa mengonsumsi dan menghancurkan diri seseorang.  Dekatkan diri pada Tuhan maka segala sesuatu akan menjadi jauh lebih baik. Ketika dekat dengan Tuhan kita akan tumbuh menjadi "bunga" yang memberikan keindahan bagi orang lain bukan sebagai "duri" yang dapat melukai orang lain.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun