Mohon tunggu...
Traviata Primastika
Traviata Primastika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen Petra

Menulis tentang desain tempat-tempat yang pernah dikunjungi

Selanjutnya

Tutup

Trip

Toko Oen Malang, Cafe Vintage Bergaya Desain Kolonial di Kota Malang

21 Juni 2023   23:47 Diperbarui: 22 Juni 2023   18:50 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Luar Toko Oen - Dok. pribadi

Tak hanya Surabaya yang terkenal sebagai Kota Pahlawan saja yang mengalami dampak kolonialisme, Kota Malang juga termasuk ke dalam kota bersejarah dengan banyak arsitektur kolonial yang hingga kini desain bangunannya masih kental dan dapat kita amati. Salah satu bangunan yang pengaruh desain kolonialnya masih dipertahankan adalah Toko Oen. Toko Oen yang berlokasi di Jl. Basuki Rachmad no 5 Malang, Jawa Timur ini merupakan salah satu restoran bersejarah di Kota Malang. Didirikan pada tahun 1930 oleh seorang Tionghoa peranakan Belanda bernama Liem Gien Nio, awalnya bernama Toko Oen Ice Cream Palace Patissier yang kemudian berkembang menjadi cafe es krim dan restoran (Ngalam.id, 2014).

Toko Oen Malang ini merupakan salah satu ikon bangunan kota Malang yang bernilai "heritage" karena suasana restoran tempo dulu yang khas. Toko Oen ini terletak hanya beberapa meter dari alun-alun kota Malang. Bangunannya mudah ditemukan karena memiliki ciri khas eksterior bangunan yang khas sehingga sangat mudah ditemukan. Toko Oen yang terdiri area indoor dan outdoor ini menyajikan makanan mulai dari snack, soup, makanan oriental, makanan western seperti burger dan steak, makanan Indonesia, salad, es krim dan berbagai jenis minuman.

Etalase Dalam Toko Oen - Dok. pribadi
Etalase Dalam Toko Oen - Dok. pribadi

Toko Oen Malang ini masih sangat mempertahankan suasana dan atmosfer dari kafe tempo dulu, baik dari segi gaya desain, pembentuk dan pengisi ruang dan sistem ruang yang terbagi menjadi self service dan table service. Adanya perbedaan service ini menimbulkan pola sirkulasi melingkar dan teratur. Pada awal memasuki restoran, kita langsung disambut oleh etalase bergaya kuno dengan deretan roti dan kue yang dijual berderet rapi, kemudian setelah berjalan ke arah kanan kita dapat melihat susunan meja dan kursi yang juga bergaya kuno dengan 2 jenis yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Terdapat meja berbentuk kotak dengan kursi yang sama-sama berbahan kayu yang dapat digunakan saat bersantap menu restoran, dan juga meja berbentuk lingkaran dengan kursi santai berbahan utama rotan yang lebih cocok untuk tempat berbincang santai sambil menikmati snack & es krim..

 

Area Kasir & Dekorasi Toko Oen - Dok. pribadi
Area Kasir & Dekorasi Toko Oen - Dok. pribadi

Suasana vintage di dalam restoran didukung oleh dekorasi yang terdapat di dalam Toko Oen. Salah satu yang menarik perhatian di dalam Toko Oen ini adalah spanduk tulisan besar “Welkom in Malang, Toko “Oen” Die Sinds 1930 Aan De, Gasten Gazelligheid Geeft.” Spanduk dalam Bahasa Belanda ini memiliki arti “Selamat Datang di Malang, Toko Oen sejak tahun 1930 telah memberikan suasana nyaman” (Ngalam.id, 2014). Kenangan nostalgia didikung oleh foto-foto Malang tempo dulu, dan dekorasi kuno berupa piano, radio, dan pajangan menu. Terdapat 4 area yang berbeda yaitu area bakery, area service, area kasir dan area pengunjung. Toko Oen Malang juga dapat menerapkan pencahayaan dan penghawaan alami, terbukti dengan suasana di dalamnya yang tidak silau dan tidak berhawa panas

 

Interior Toko Oen - Dok. pribadi
Interior Toko Oen - Dok. pribadi

Gaya desain yang dapat langsung dikenali dari Toko Oen ini adalah gaya kolonial dengan elemen Indonesia yang sampai saat ini masih dipertahankan keasliannya. Hal ini tidak hanya menarik pengunjung lokal tetapi juga pengunjung mancanegara. Periodisasi perkembangan arsitektur kolonial Belanda terbagi menjadi beberapa bagian, salah satunya adalah saat Toko Oen ini dibangun, yaitu tahun 1930. Ide-ide arsitektur modern di Eropa ditransfer ke Indonesia dengan disesuaikan pada iklim dan lingkungan Indonesia, merupakan gaya Indische (Handinoto, 1996:237). Dari perbandingan kondisi eksisting yang saya amati dengan literatur mengenai gaya desain Kolonial Belanda, Toko Oen Malang ini memang menunjukkan penggabungan gaya desain Indische dan gaya perkembangannya yaitu Art Deco. Penerapan gaya Indisch terlihat ruangan yang berskala tinggi, ventilasi silang, terdapat galeri keliling, dan menggunakan pilar-pilar yang besar. Karena gaya Indisch memperhatikan iklim setempat, terdapat penggunaan kaca film pada jendela di depan toko agar pengunjung tidak merasa panas. Sedangkan Art Deco terlihat dari penggunaan lantai berbahan teraso, plafon dengan kayu dan elemen dekoratif yang bermotif geometris. Pengaruh dari gaya desain yang digunakan tidak hanya menarik pengunjung tetapi juga melestarikan bangunan bersejarah dengan elemen desain yang dapat kita dipelajari hingga saat ini.

Area Outdoor Toko Oen - Dok. pribadi
Area Outdoor Toko Oen - Dok. pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun