[caption id="attachment_381815" align="aligncenter" width="640" caption="Dhammikarama Burmese Temple, Penang | Photo courtesy of Travelova"][/caption]
Jika Anda suka berwisata ke tempat-tempat religi, maka maka Penang dapat dikategorikan sebagai tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi karena hampir di setiap sudut kota ini terdapat aneka bangunan suci yang bukan sekedar elok, namun memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Salah satu dari lokasi wisata religi di kota Penang adalah Dhammikarama Burmese Temple, sebuah vihara umat beragama Buddha yang bernuansa Birma dan yang terbesar dan tertua di Penang, Konon, kuil ini telah ada sejak 200 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1803.
Pengunjung tidak dikenakan biaya apapun jika ingin mengunjungi Dhammikarama Burmese Temple, namun dibeberapa tempat terlihat box untuk dana yang disediakan bagi pengunjung yang ingin menjadi donatur untuk menjaga kelestarian tempat ibadah ini.
Vihara ini luar biasa cantik! Bangunannya amat kaya dengan berbagai detail, didominasi warna wmas dan putih. Nama vihara ini digagas oleh Nonya Betong, yang berasal dari Birma, sedangkan lahan vihara dibeli dari pria berkebangsaan Inggris, yang bernama Geogre Layton., dan didermakan untuk pembangunan vihara. Area sekitar vihara sejuk dan rindang karena banyak terdapat pepohonan hijau yang asri.
Tidak semua bagian vihara original sejak 200 tahun yang lalu karena ada beberapa bagian dan situs yang dibangun disekitar kompleks. Yang teranyar adalah Golden Pagoda Bell Tower yang baru diresmikan pada tanggal 15 Mei 2011, yang merupakan gagasan kepala vihara yang menjabat saat itu yang bernama U Pannya Vamsa. Jika diperhatikan, beberapa sudut vihara dipengaruhi oleh sentuhan modern minimalis. Walau terdapat tiang-tiang penyangga dan plafon atap yang penuh detail, kebanyakan sudut tampak dibiarkan polos berwarna putih gading.
Di tempat ini terdapat lukisan berukuran besar yang menggambarkan kegigihan Buddha Gautama yang menolak setan jahat yang berusaha menghalanginya dalam menyebarkan dhamma dimuka bumi. Sang Buddha dilukiskan sedang mengendari kudanya diatas awan sedangkan Channa, muridnya yang setia, mengikuti di belakang. Diantara lukisan tersebut, masih ada lagi lukisan-lukisan lainnya yang menggambarkan perjalanan Sang Buddha sejakia dilahirkan hingga wafat, yang digantungkan disepanjang lorong.
Kunjungan ke vihara ini terasa belum sempurna jika tidak masuk ke latar utama, dimana terdapat patung Buddha Gautama yang berdiri tegap berjubah emas. Wajahnya menampakan kedamaian. Tepat di belakang patung Gautama Buddha tersebut terdapat patung lain berukuran lebih kecil yang serupa dengan ukuran yang besar. [trv|as]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H