Mohon tunggu...
Accidental Traveler Yudhinia Venkanteswari
Accidental Traveler Yudhinia Venkanteswari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Call me Ririe. An accidental traveler, yet a zealous worker. Author of @JalanJalanHemat ke Eropa, globetrotter wannabe, ngaku backpacker tapi ga punya backpack, open water diver, it's just me anyway... Feel free to share my blog to others. :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alter Ego

19 September 2011   01:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:50 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bel berbunyi saat jam menunjukkan pukul 17:00, dalam sekejap antrian di mesin absen pun mengular dan menebarkan wangi parfum. Para pengantri mesin absen melambaikan tangan dengan senyum penuh arti. Mereka tau pasti saya akan pulang larut malam, berbekal worksheet excel dan presentasi powerpoint tiap harinya. Pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan! Saya cuma bisa nyengir miris dengar jargon yang sering mereka lemparkan. Memang, di layar laptop terpampang puluhan e-mail belum terbaca, sementara beberapa yang sudah terbaca pun masih perlu ditindaklanjuti. Sejenak terlintas ingin bertukar tempat dengan mereka, bisa pulang tepat waktu. Pulang kantor masih bisa jalan-jalan sore, ngopi dengan teman-teman, pulang untuk menyiapkan makan malam, lalu menghabiskan waktu dengan nonton TV sampai ngantuk. Hmm..

Ah, nggak ding! Mereka nggak tau aja diluar kantor saya suka banget jalan-jalan, bahkan sempat menulis catatan perjalanan tersebut. Saat saya berada di pinggir Pantai Bukit menikmati angin laut sambil ngeliatin para peselancar berperut kotak-kotak, nggak akan inget deh kalo ditanya shortcut untuk freeze panes. Apalagi kalau sedang tandem flight paralayang, melayang melintasi kebun teh yang terbelah aliran sungai, nggak peduli lah sama cara bikin step-stair chart. Ya, saya juga seorang pelancong. Terngiang soundtrack ninja Hattori: mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra, bersama teman, bertualang.. Ih, gue banget! Orang-orang yang pulang teng-go itu belum tentu pernah berdiri mengadu nyali di ujung tebing Curug Cikaso, main lempar bola salju dalam dinginnya puncak Gunung Titlis, snorkeling di beningnya pantai Pulau Peucang, loncat dari Batu Payung setinggi lima meter, atau dengan sengaja membalikkan perahu rafting di Sungai Citarik. Terdengar suara musik lagi -bel pukul 17:30- menyadarkan bahwa saya masih harus kembali menjadi si workaholic antisosial. Huah!

Alter Ego - ditulis pada pertemuan Reading Lights Writers Circle (RLWC) 17 September 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun