Mohon tunggu...
Accidental Traveler Yudhinia Venkanteswari
Accidental Traveler Yudhinia Venkanteswari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Call me Ririe. An accidental traveler, yet a zealous worker. Author of @JalanJalanHemat ke Eropa, globetrotter wannabe, ngaku backpacker tapi ga punya backpack, open water diver, it's just me anyway... Feel free to share my blog to others. :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jepang #12 - Saru

25 Maret 2011   01:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:28 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan terakhir kali kamu banyak menulis? Menulis pakai bolpen, bukan ngetik di keyboard. Terakhir kali saya banyak nulis, itu waktu ujian akhir kuliah yang essay. Udah lama siy... kalau sekarang paling cuma sesekali nulis di agenda pas meeting. Ide ngetik blog ini karena di agenda saya ada bolpen bergambar Tokyo Tower, menara TV yang bikin saya tersasar di tulisan Lost in Japan. Bolpen itu kenang-kenangan dari teman saya di Thailand. Ceritanya pas saya ke Bangkok, dia baru pulang dari Jepang. Dia ga punya souvenir khas Thai, jadi kasih itu sebagai oleh-oleh dari Jepang. Modelnya sih biasa aja, standar yg dijual di Narita Airport, biarpun begitu, saya senang karena gambarnya Tokyo Tower. Bolpen itu jarang buat nulis pastinya, karena saya lebih sering mengetik di laptop dibandingkan menulis dengan bolpen. J Nah, bolpen ini mengingatkan saya suatu waktu, dimana saya baru sampai pelataran Tokyo Tower. Saat itu ada semacam topeng monyet disana. Monyet dalam bahasa Jepang disebut 'Saru'. Saya suka nggak tega kalo liat topeng monyet, tapi saya penasaran pengen tau, apakah ada scene 'Sarimin pergi ke pasar'? :p Ternyata pertunjukan ini lebih ke akrobatik. Ada dua balok dengan beberapa anak tangga diletakkan berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. Si Saru naik tangga dari salah satu balok, meloncat ke balok seberang, kemudian turun dari balok tersebut. Jarak antar balok sedikit direnggangkan, si Saru masih tetap bisa loncat. Begitu terus sampai jarak antar balok direnggangkan dengan jarak yang tampaknya tidak mungkin dijangkau dalam sekali lompatan. Saru naik ke balok, mengangkat tangan kanannya horizontal diatas mata seperti sedang memandang jauh ke seberang, menatap pawangnya, dan mengangkat tangan tanda menyerah. Kurang lucu ya kalo saya yang cerita? Padahal waktu itu semua orang di pelataran Tokyo Tower, ngakak abis lho! Hmm... nantilah saya belajar bikin cerita yang lucu. Omong-omong belajar, Saru ini mengajariku sesuatu. Saat pawangnya bilang 'hidari', Saru mengangkat tangan kirinya. Sementara saat si pawang bilang 'migi', Saru mengangkat tangan kanannya. Dari Saru-lah saya belajar bahasa Jepang untuk kanan dan kiri, yaitu migi dan hidari. Ah, hari ini memang saya sedang garing. Nulis eh ngetik apaan siy dari tadi, ga jelas gini. XD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun