Mohon tunggu...
Dewy Trinra
Dewy Trinra Mohon Tunggu... -

Belum bisa mengdeskripsikan diriku sendiri tp yg aq tahu aku bahagia dengan kehidupanku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasanya Aku Jatuh Cinta

28 Februari 2013   01:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:34 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rasanya Aku Jatuh Cinta

Aku berdiri dikepadatan busway, mencengkram tiap penyanggah dan menumpuhkan kaki dengan kuat agar saat busway melaju di kepadatan arus jalan ibu kota, aku tak terjatuh. Lelah, keringat dan bermacam-macam bau bercampur menjadi satu membuat kepalaku terasa berat dan pandanganku sedikit menghitam. Inilah Jakarta menemukan orang yang masih peduli sama orang lain itu seakan mencari jarum dalam tumpukan jerami, namun itulah salah satu ciri khas ibu kota. Tiba-tiba cengkraman tanganku lepas dari pegangan dibusway, aku hampir terjatuh dan seoarang pria menopang tubuhku dari belakangku.

“Kamu baik-baik saja?” tanyanya

“Maaf mas”

“Prita!”pria itu menyebut namaku dengan sempurna

Aku tatap wajahnyanya dan memaksa otakku untuk kembali membuka memory ingatanku tentang pria yang ada di belakangku, namun semakin ku paksa wajahnya tak juga muncul dalam ingatanku.

“Maaf, anda siapa? Kenapa anda tahu nama saya?” Tanyaku dengan penuh rasa penasaran

“Aku, Revan” dia lalu tersenyum dengan bahagia, seoalah ia bertemu dengan kawan lamanya namun daya ingaku tak menjangkau kenangan tentang dia, mungkin dia tak pernah membekas dalam hidupku atau dia……… aaaaahhh, aku berusaha mengingatnya kembali.

“Kamu Revan yang mana ya? Maaf mas aku lupa”

Busway yang membawa kami berhenti di halte dan kami turun bersamaan, dia mengajakku duduk dan membelikan sebotol minuman vitamin C untukku. Saat itu tubuh dan kesehatanku tak lagi bersahabat seperti biasanya.

“Kelihatannya kamu pucat, Prita!. Sakit ya?”

Aku hanya tersenyum dan aku tahu ia bisa membaca arti senyumku yang kebingungan mengumpulkan ingatan tentang dirinya.

“Kamu ingat Angel?” dia menyebut nama sahabatku saat kuliah

“Ya, Angel itukan sahabatku waktu kuliah apa kamu juga mengenalnya?” tanyaku semakin penasaran dibuatnya, dan kini ia tersenyum simpul seolah ia menyimpan sesak didadanya.

“Dan aku cowok yang dihianati Angel dengan sahabatku sendiri, wendra”

Seakan aku ditampar oleh takdir yang membawaku kembali kemasa lalu yang sudah lama ku kubur dalam-dalam. Revan, mahasiswa pindahan dari kota kembang. Saat itu sontak di fakultasku heboh karena wajahnya yang sangat enak dipandang mata, banyak yang menaruh hati bahkan menaruh coklat dan tak jarang menaruh bunga melati, namun Revan tak suka coklat apalagi bunga melati karena memang dia bukan turuan Nyi Blorong. Revan hanya suka pada Angel sahabatku. Saat bersama Angel aku hanya bisa menatapnya, saat ia menggenggam tangan Angel aku hanya memalingkan wajah, dan saat ia membuka jaketnya untukmelindungi Angel dari panas atau dinginya udara aku hanya bisa tersenyum bahagia karena sahabatku mendapat pria yang sempurna namun jauh di dalam hatiku menyimpan rasa yang tak seharusnya aku simpan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari mereka dan saat mengenal Revan aku tak pernah berbicara denganya meski ia pacar sahabatku, karena aku memilih untuk menghindar, menghindar dari kerasnya arus cinta buatnya.

Ingin rasanya memeluk tubuhnya saat itu, namun aku tahu dia adalah bayang-bayang masa lalu dan Takdir membawanya kembali dalam perjalanan hidupku.

“Maaf Van, aku lupa denganmu. Mungkin karena waktu kuliah kita tak pernah bertegur sapa meski dulu kau pacar sahabatku” Aku coba melempar senyumku untuknya, senyum yang ku selipkan rasa rindu untuknya.

“Habis Prita dulu sombong”

Dia tak tahu kalau kesombongan yang ia maksud adalah caraku untuk melepaskan semua rasa perih karen mencintai orang yang tak seharusnya ku cintai.

***

Entah bagaimana Takdir selalu bekerja untuk kami. Saat ia memilih Jakarta untuk melupakan Angel dan kantor pusat tempatku bekerja memilihku untuk ke Jakarta selama beberapa bulan. Aku tak pernah percaya dengan kebetulan karena aku yakin tak ada yang kebutulan di dunia ini semua adalah Takdir yang penuh misteri yang sudah di atur olehNYA.

Di Halte busway Tegal Parang, disanalah kami sering bertemu setiap sabtu dan minggu, kami melakukan perjalanan kemana saja busway membawa kami. Kami bercerita hal-hal konyol yang membuat kami tertawa lepas, seakan waktu berjalan begitu cepat saat bersamanya. Dan kami selalu merindukan hari sabtu dan minggu, hari itu seperti surga kebahagiaan buat kita. Dan inilah cara Takdir bekerja buat kami, ia mempertemukan Revan dengan Angel dan membuatku jatuh cinta padanya, memaksaku untuk melupakannya dan saat aku berhasil melupakannya ia membawa kembali Revan dalam kehidupanku. Rasanya aku jatuh cinta pada Takdir yang begitu berliku namun penuh dengan teka teki yang perlahan mengajarku membuka misterinya dengan kesabaran.

Dialah alasan kenapa aku mencintai Jakarta dari sesaknya jutaan penghuni kota ini. Alasan kenapa waktu begitu cepat berputar saat bersamanya, alasan kenapa aku begitu merindukan hari sabtu dan minggu. Dan alasan kenapa rasanya aku jatuh cinta dengan Takdir kehudupan.

***

Minggu ini aku dan dia tak tertawa lepas, atau bercerita hal-hal konyol tentang kesibukan kami. Kami memilih diam membiarkan kebisingan dihalte menemani kami. Aku sandarkan kepalaku dibahunya. Kami terdiam, namun hati kami seakan berbicara satu sama lain. Besok pagi aku harus kembali meninggalkan Jakarta dan meninggalkannya disni bersama kenangan kami, karena tugas dinasku telah berakhir.

Entah kapan kami dapat bertemu kembali setelah perpisahan ini. Aku cuma berharap Takdir kembali bekerja keras untuk pertemuan kami. Untuk hati yang tak pernah kami ucapkan aku mencintaimu namun Takdir telah membuat kami jatuh cinta dengan sensasi misterinya. Yah rasanya aku jatuh cinta.

Februari 2013, Love In Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun