Kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup patut diapresiasi, salah satu kebijakan yang sering kita kenal adalah AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negative dari suatu rencana kegiatan/proyek yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak terhdapa lingkungan.
Tentunya apabila kebijakan terimplementasi baik di lapangan suatu derah akan maju dari segi ekonomi dan infrastrukturnya tanpa harus khawatir akan merusak lingkungan hidup. Artinya dalam hal ini antara pembangunan daerah dan lingkungan hidup menunjukkan arah yang positif dimana suatu daerah dari segi pembangunan dan lingkungan hidupnya sama-sama dalam kondisi yang baik. Sering kali permasalahan yang  kita hadapi adalah antara  kebijakan dengan implementasinya tidak sesuai yang diharapkan dan punishment yang kurang dari pihak otoritas yang berwenang dalam hal kelestarian lingkungan hidup.
Dalam hal ini kita melihat contoh kasus yang terjadi di Kalimantan Barat, yang dimana dokumen AMDAL di kalbar banyak yang copy paste dan berkualitas rendah. Apabila hal ini terjadi maka analisis yang dibuat cendrung asal-asalan, alih-alih penjiplakan yang dilakukan perusahaan dalam membuat dokumen AMDAL karena, keterbatasan anggaran dan waktu yang dialokasikan bagi konsultan untuk membuat dokumen AMDAL. Tentu hal ini tidak boleh dibiarkan, penindakan yang tegas harus dilakukan oleh oihak otoritas, apabila hal ini dibiarkan maka akan terjadi kesalahan prosedur dalam menganalisis dampak lingkungan sehingga kelestarian lingkungan akan terganggu.
Pada tahun 2015 banyak terjadi pembakaran hutan di derah Kalimantan Barat yang menyebabkan hampir seluruh wilayah Kalbar mengalami bencana kabut asap. Terjadinya kebakaran hutan ini tentunya membuat hutan di Kalbar mengalami deforestas akibat AMDAL yang abai-abal ini. Kebakaran hutan tidak mungkin ditanggapi dengan hal yang sepele, karena hutan memiliki fungsi dalam keberlangsungan hidup umat manusia, diantaranya sebagai suplai oksigen di muka bumi ini. Apa jadinya bila oksigen di muka bumi ini tidak tercukupi ? karenan itu hutan merupakan sumber daya yang tidak ternilai, didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nuftah, sumber hasil hutan kayu dan non kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata, dan sebagainya.
Pemerintah Kalbar harus segera mengambil langkah preventif dalam penyelamatan hutan di Kalbar, mengingat situasi yang terjadi sangatlah urgen, perlu sekali rekonsilidasi antara pemerintah Kabupaten yang ada di Kalbar dan pemerintahan Provinsi Kalbar untuk membicarakan terkait keberlangsungan hutan di Kalbar, karena jika tidak ditanggapi dengan serius maka hutan di Kalimantan ini khususnya daerah Kalbar akan tergerus oleh waktu hilang dan tinggal kenangan.
Kemudian tidak lupa juga pada kasus ini, pemahaman masyarakat akan keberlangsungan hutan dapat di bentuk dari sejak dini agar masyarakat dapat menjaga keberlangsungan hutan di daerhanya, manfaat yang sangat besar bisa di dapat apabila masyarakat memahami cara melestarikan hutan dan lingkungan hidup, serta tidak lupa juga rasa tanggung jawab akan menjaga kelestarian hutan harus ditanamkan di kalangan masayarakat melalui kurikulum pendidikan.
Kepada pemerintah juga harus berperan aktif dalam mengawasi dan memberi sanksi kepada setiap pelanggaran yang dibuat dalam hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup khususnya, serta tidak lupa dan tidak jenuh dalam mendukung setiap kegiatan yang berkaitan dengan hal penyelamatan dan kelestarian lingkungan hidup. Apabila antara masyarakat dengan pemerintah menjaga komitmennya dalam menjaga kelestarian alam maka kehidupan akan sejahtera di muka bumi ini.
-- OPINI (HM IESP UNTAN 2013)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H