Tidak ada yang bisa dilakukan tanpa harapan dan kepercayaan diri
= Helen Keller =
DALAM dua pekan ke depan, "pertarungan" Pilwakot Semarang akan mencapai puncaknya. Seluruh armada sudah saling "menyerang" dengan sangat agresif. Â Dari persebaran alat peraga kampanye (APK), gaduhnya media sosial, hingga debat publik antarcalon. Meski dalam beberapa hal pasangan Yoyok Sukawi -- Joko Santoso (Yoyok-Joss) sering dirugikan dengan perusakan APK di nyaris seluruh wilayah pemilihan.Â
Selain itu juga ada framing keburukan management klub sepak bola (apa hubungannya dengan Pilwakot?) dibalut kritik yang seolah membangun, influencer bunglon berstatus ASN dengan memakai fake account di media sosial hingga membuat survei dadakan, dipublikasikan secara serempak, yang tentu saja jauh dari kaidah-kaidah survei itu sendiri.
Semua itu adalah keniscayaan dalam election war, segala cara akan ditempuh untuk memenangkan pertarungan, bahkan dengan cara yang menjijikan sekalipun. Apalagi tidak ada tindakan signifikan dari penyelenggara pemilihan umum atas kemungkinan pelanggaran yang telah terjadi.Â
Dengan demikian akan membuka ruang lebih lebar dan luas akan adanya "amunisi" terbarukan yang sangat mungkin ditembakkan oleh kedua pasangan kandidat. Dan ini akan semakin menarik, menjelang hari pencoblosan.
Secara umum sampai dengan debat kedua, pasangan nomor urut 02 (Yoyok-Joss) masih unggul dari lawannya, tersebab 02 lebih menguasai materi visi misi dan programnya serta tampil rileks hingga meminimalisir blunder saat di atas panggung debat. Â Kampanye yang mengusung damai dan santun juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk tak ragu memilihnya. Sebab dengan jargon Bocahe Dewe, pasangan 02 tampil all in untuk masyarakat Semarang.
Setelah proses ini berjalan, maka yang saat ini perlu diwaspadai adalah entropi yang mungkin terjadi. Secara umum entropi dikenal dalam ilmu termodinamika yang mengukur energi per satuan temperatur dan tidak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Â
Pengertian sederhana entropi adalah ketidakteraturan atau ketakterdugaan dalam sebuah proses sistem yang sedang berjalan yang memungkinkan menggelembungnya kejadian buruk menjadi sebuah konsekuensi tak diharapkan (unintended consequences).
Mau tidak mau suka atau tidak suka kemungkinan cascading failure (kegagalan berjenjang) sangat mungkin terjadi karena kelalaian dari teman sendiri atau orang terdekat yang abai dengan pertempuran yang ketat ini. Â
Keterlenaan yang berlebih membuat semua kelihatan baik-baik saja, padahal menyisakan ruang entropi yang bisa menimbulkan domino effect dalam proses electoral ini. Â Maka Robert Greene dalam bukunya 48 Law of Powers mengatakan, "plan everything to the end : having a detailed plan allows you avoid unpleasant surprises". Merencanakan segalanya sampai akhir dengan detail akan menghindari kejutan yang tidak menyenangkan.
Antispasi dini mutlak dilakukan ketika "penyerangan" kadang di luar nalar dan memang memantik perdebatan yang tiada akhir, yang semuanya adalah untuk menarik perhatian masyarakat, memengaruhi pilihan untuk pindah pilihan. Â