Pemilu 2014, menyisakan kenangan pahit di peserta di kalangan partai yang berbasis Islam, layaknya PKS, PKB dan PPP. Suara perolehan mereka tak lebih dari seujung kuku pemilih yang golput, ataupun menyamai partai besar macam PDIP dan Golkar. Padahal ditilik dari sejarah masa lalunya, mereka adalah partai-partai besar. PKB dengan berbasis NU, yang sempat berjaya di era Gus dur, seolah menjadi morat marit setelah sempat terpecah belah oleh perseteruan anaknya Gus Dur, dan Muhaimin. semenjak Muhaimin menjabat sebagai ketua PKB, PKB tak bertaji lagi. Ditambah lagi, partai ini mulai disusupi budaya narsisme, dimana artis mulai menjadi kader PKB. yang saya tahu artis tersebut ialah Arzetty Bilabina, yang sempat maju di dapil Surabaya. Lalu kemana kader NU lainnya???? sungguh ironis melihat keadaan PKB. Tapai setidaknya partai ini bisa menembus 5 besar, di bawah partai penguasa Demokrat.
Senasib dengan partai ini, ialah sang Ksatria Bergitar. Anda tahu kan maksud saya? Ya, orang yang saya maksud ialah Rhoma Irama. Sengaja saya tak memakai istilah raja dangdut karena terlalu mainstream #plak. Bang Haji Rhoma Irama yang didukung partainya NU ini didaulat untuk menjadi Capres. Namun, perolehan suara partainya yang tak mencapai 25 % mungkin tak lagi bisa menjadikannya raja di NKRI yang suka berdangdut ria #nyengir . berkoalisi dengan partai islam lain bukan solusi tepat, karena belum mencapai batas tersebut.
Bagaimana dengan PKS? setelah diganyang kasus korupsi pengadaan hewan mamalia yang suka menghasilkan susu aka sapi, PKS yang sempat berseloroh akan menjadi partai 4 besar (atau lima besar ya, aye lupa), justru terpuruk dan tidak mencapai target mereka. Mungkin mereka harus mengevaluasi diri sendiri. Lebbih buruk dibandingkan suara PKB yang mencapai 9 %
PPP? partai yang satu ini adem ayem terus, hampir tak ada perkembangan sama sekali. stagnan. malah menjadikan mereka terpuruk di bawah Nasdem, yang notabene partai baru.
Jika ada skenario bahwa partai ini saling berkoalisi (ditambah PAN mungkin bisa), akankah mereka mau mendukung Rhoma Irama untuk menjadi Presiden? Lalu siapa CaWapresnya yang mendampingi Rhoma Irama? Patut kita tunggu partai-partai islam ini bergerak, layaknya sang banteng yang mencari teman koalisi, maupun Golkar yang kokoh dan Gerindra yang menunjukkan taringnya. Tentunya kalau mereka bersatu, akan menjadikan mereka koalisi partai islam yang kuat, kecuali jika mereka tak terpecah belah suaranya oleh eksistensi Jokowi dan Prabowo yang menampakkan pencitraan Blusukkan dan Mantan Prajurit Cendana :v
NB : Tulisan aye jangan dibully ya, maklum newbie di ranah politik kompasianer :v
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H