Mohon tunggu...
Tiara Rizky
Tiara Rizky Mohon Tunggu... Freelancer - hanya pelajar

If you are interested in what you do, that keeps you going! -Stan Lee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Literasi Numerasi di Era Digital Menyongsong Peluang Masa Depan

16 Februari 2022   23:34 Diperbarui: 16 Februari 2022   23:40 1609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terdapat enam jenis literasi yang harus dikuasai oleh pelajar, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya.

Literasi numerasi adalah kemampuan individu menggunakan angka dan simbol matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, di semua jenjang pendidikan mulai diterapkan dengan kemampuan numerasi. Oleh karena itu, manusia harus memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman pada suatu masalah, merencanakan untuk menyelesaikan suatu masalah, melaksanakan rencana untuk menyelesaikan masalah, serta melihat kembali proses dan hasil penyelesaiaan masalah.

Sangat lah penting bila para individu memiliki literasi numerasi di era digital sekarang untuk menyongsong peluang masa depan nanti. Literasi numerasi ini bisa juga membantu setiap individu di masa depan nanti lebih berkembang seperti akan adanya era society 5.0.

Literasi numerasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan penalaran. Penalaran berarti menganalisis dan memahami suatu pernyataan melalui aktivitas dalam memanipulasi simbol atau bahasa matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan mengungkapkan pernyataan tersebut melalui tulisan maupun lisan (Abidin, dkk 2017:107).

Literasi numerasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika. Keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, tetapi perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pengetahuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi, namun numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi sehari-hari.

Dikarenakan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan literasi numerasi pada konsep dan kaidah dalam situasi sehari hari, setiap inidividu akan dengan mudahnya mengatasi masalah yang akan terjadi dan akan menciptakan sesuatu yang bisa menyongsong peluang masa depan di era digital sekarang.

Seperti para ilmuwan Jepang yang memiliki tingkat literasi numerasi tinggi, mereka berhasil menciptakan suatu perubahan dari masalah menggunakan kemampuan mereka. Menciptakan sebuah era baru setelah era digital dengan memanfaatkan kemampuan mereka serta hal-hal digital disekitarnya. Era baru tersebut akan dikenal sebagai era Society 5.0.

Pada era 4.0 ini dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, keterampilan, karakter, dan kemampuan literasi yang tinggi sehingga tidak hanya eksis dalam realitas kehidupan sosialnya tetapi juga mampu memberikan solusi bahkan inovasi terhadap berbagai disrupsi yang muncul dan berkembang dalam kehidupannya. Di sinilah arti pentingnya literasi informasi untuk terus dikembangkan menjadi life skill yang dapat meningkatkan kualitas intelektual, spiritual, keterampilan, maupun sosialnya (Rahmawati, 2016).

Namun sayangnya, masih banyak juga individu yang memiliki tingkat literasi numerasi yang rendah karena masih banyak jenjang pendidikan yang tidak bisa memfasilitasi untuk meningkatkan hal tersebut atau kurangnya kesadaran diri.

Sehingga munculnya salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan memanfaatkan teknologi digital yang dimana perlu untuk cakap bermedia, menggunakan seara teknis dan secara bijak dalam penggunaannya. Selain itu, jika di kedepannya manusia akan bersaing dengan komputer, jangan berfokus pada kemampuan kalkulasi melainkan berfokus untuk mengembangkan reasoning atau penalaran.

Pada kasus pendidikan di era digital, hingga saat ini rancangan kegiatan literasi belum terprogram dengan baik, seperti kegiatan membaca buku nonpelajaran selama lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai (Permendikbud Nomor 23 tahun 2015). Namun, pada rancangan khusus program literasi numerasi, pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan komponen materi literasi numerasi, baik dalam pembelajaran matematika maupun pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun