Mengejar RI 1, Jokowi Khianati Jakarta
[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="sumber: kaskus.com"][/caption]
Secara tiba – tiba, Gubernur DKI Jakarta Jokowi mendeklarasikan dirinya menjadi calon presiden PDIP 2014, pada Jumat (14/03). Hal yang terdengar ganjal, karena deklarasi tersebut bukan diumumkan oleh Ketua Umum Megawati ataupun petinggi – petinggi partai. Dengan kegirangan yang luar biasa, Jokowi mengumumkan pencapresan tersebut dengan selembar surat yang ditulis tangan oleh Megawati.
Keganjalan tersebut menuai sejumlah spekulasi. Ada yang menganggap, Mega mendapat tekanan dari puluhan pengusaha yang malam sebelum deklarasi tersebut menemui Megawati di kantornya. Padahal sebelumnya, Mega “memarahi” kader – kadernya yang terus mempertanyakan perihal pencapresan Jokowi. Ada juga yang menduga, Mega mendapat tekanan dari internal partainya sendiri sehingga Mega merelakan trah partai Banteng berhenti karena desakan itu.
Terlepas dari gonjang – ganjing tersebut, majunya Jokowi pada Pilpres tahun ini jelas melukai hati masyarakat yang dulu mendukung dan mengelu – ngelukannya sebagai pemimpin masa depan ibukota yang kelak akan membawa wajah baru untuk DKI Jakarta. Keputusan Jokowi tersebut mengundangkan gejolak penolakan masyarakat terutama warga DKI. Jokowi dinilai belum menunjukan kinerja apapun untuk membenahi Jakarta, terutama masalah banjir dan macet. Simpati kepadanya pun anjlok.
Tim Advokasi Jakarta Baru akan menggugat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, karena meninggalkan tugas sebagai gubernur dan mencalonkan diri jadi presiden.Tim Advokasi Jakarta Baru merupakan sekumpulan advokat yang secara sukarela melakukan banyak aktivitas advokasi membela kepentingan pasangan Jokowi-Ahok pada saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012. Gugatan tersebut akan didaftarkan ke Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu, 19 Maret 2014.
Masyarakat Jakarta yang menamakan dirinya Gerakan Memorandum Janji Jokowi (Germojo) yang ada di Pondok Pinang Jakarta menuntut janji Kampanye Jokowi –Ahok untuk menyelesaikan permasalahan Jakarta. Germojo menuntut agar Jokowi menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai akhir masa jabatan. Germojo menuntut Jokowi untuk menyelesaikan permasalahan Jakarta yang menjadi janji kampanye. Tercatat ada sekitar 19 janji kampanye Jokowi yang belum dipenuhinya. Berdasarkan hasil Jaring Aspirasi yang diadakan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diketahui bahwa sebanyak 67 persen masyarakat Jakarta tidak menginginkan hal itu mengingat masih banyak persoalan di Jakarta yang belum diselesaikan Jokowi. Gelombang penolakan terhadap Capres Jokowi juga datang dari kalangan artis yang merupakan warga DKI, seperti penyanyi Raisa Andriana dan aktris Nirina Zubir. Menurut Raisa, Gubernur DKI yang baru menjabat 2 tahun itu belum memiliki program apa – apa untuk membangun negeri ini. "Saya belum lihat program dia dan lain-lain, soalnya. Jadi, belum tahu sih," kata Raisa. Sementara itu, Nirina Zubir mengatakan seandainya memiliki kuasa, ia akan menahan langkah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi untuk menjadi calon presiden pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. "Punya kuasa enggak ya (kalau) kita bilang, 'Jangan Pak, nanti dulu.' Penginnya sih ya (Jokowi fokus ke Jakarta dulu)," tutur Nirina. Sebagai pemimpin yang memiliki “hobi” blusukan harusnya Jokowi mengetahui keinginan warganya agar dirinya menyelesaikan masa bhaktinya selama 5 tahun. Dengan semua fakta penolakan yang ada, aneh mendengar Jokowi mengatakan bahwa tidak ada warga yang memprotes keputusannya maju Capres seperti yang dikatakannya pada media. “Nggak ada yang protes. Saya memang dulu janji pimpin Jakarta 5 tahun tapi saya tidak merasa membohongi warga Jakarta. Ini kan demokrasi, ” kata Jokowi seperti yang dikutip rmol.co. Demi memenuhi ambisinya sebagai Presiden, Jokowi menutup mata dan telinga. Mengingkari sumpah dan janjinya kepada Tuhan dan masayarakat. Menjilat ludahnya sendiri karena tidak konsisten dengan kata – katanya. Mengkhianati seluruh masyarakat yang pernah menaruh harapan padanya. Joko mengkhianati rakyat demi memburu kursi RI 1. Masihkah kita percaya pada pemimpin yang tidak bisa memegang janji dan sumpahnya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI