urip iki ojo nganti kepaten obor
Hidup jangan sampai kehilangan harapan. Sebuah petuah yang sarat akan filsafat kehidupan. Sejatinya hidup adalah sebentuk perjalanan. Lika-liku alur kehidupan yang terjadi pada diri ya memang harus dilalui. Seberat apapun itu pastilah kita mampu. Kalau tidak mampu pasti Tuhan sudah menariknya dan menggantinya dengan lain cerita.
Cerita kehidupan memang unik. Tak ada yang bisa menebak apa yang ada di kemudian hari. Bahkan satu jam setelah ini pun tak ada yang tahu. Oleh karenanya, jangan berhenti untuk menikmati. Kalau bisa ditambah mensyukuri.
Mengurai masalah hidup tak akan ada habisnya. Apalagi jika masalah itu datangnya bertubi-tubi. Seolah terus menghantui. Berat memang. Lelah pasti. Tapi, bukankah setelah kesulitan pasti datang kemudahan. Yakin saja setiap permasalahan pasti akan ada solusi.
Pupuk terus harapan dan bertahanlah untuk tetap hidup. Ini penting. Memang pada akhirnya kita semua akan mati. Tapi itu nanti. Sekarang selagi kita masih bernapas teruslah mencari. Apa saja yang bisa dibawa untuk nanti. Menabung bekal untuk kehidupan abadi.
(katanya) dunia hanyalah persinggahan. Namun bukan berarti hanya berdiam diri menunggu mati. Obor penghidupan harus tetap menyala. Jika meredup, bakar lagi semangat hidup. Supaya berkobar dan tak mati. Kalaupun mati, sulut kembali. Pasti masih ada amunisi selagi napas belum terhenti.
ini sekadar curahan hati. Tak bermaksud menasihati. Apalagi menggurui.
Sekian. Sampai jumpa lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H