Mohon tunggu...
NurSalim ZA Lahasina
NurSalim ZA Lahasina Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki fakir ilmu

minat dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Terhimpit Covid-19, Bertepatan Hari Nelayan Nasional, Nelayan Keluhkan Berkurangnya Pendapatan

7 April 2020   06:42 Diperbarui: 7 April 2020   08:12 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MOROWALI, 7/4/2020 - Covid-19 tiba tanpa memberi salam pada manusia. Datangnya tak kasat mata menusuk hingga ke paru manusia. Tanpa ragu dia mendobrak palang imunitas setiap manusia yang dimasukinya. Yang positif bertarung pedih dalam jembatan kesembuhan dan meninggal.

Covid-19 juga menghimpit napas perekonomian. Bukan hanya usaha ekonomi dalam skala besar, namun juga yang kecil. Sebut saja usaha kecil dan menengah yang kian terhimpit bukan karena menurunya produksi tapi karena kurangnya permintaan di pasar. Ini karena terbatasnya pertemuan fisik antara produsen dan konsumen ditambah dengan jalur distribusi atau pasar yang terbatas.

Seperti dilansir oleh kompas.com, data per tanggal (6/4/2020) positif corona 2.491, sembuh 192, meninggal 209 dan tersebar di 32 propinsi di Indonesia. Data ini diprediksi akan terus bergerak dan menambah beban berkurangnya pendapatan para pelaku umkm tidak terlepas nelayan.

Melalui penelusuran penulis yang menanyakan pada beberapa nelayan yang tengah asik bercengkerama di tepi pantai. Banyak nelayan keluhkan berkurangnya hasil pendapatan semenjak meluasnya wabah covid-19.

"Jika dipersentase kira-kira ada sekitar 30 persen penurunan hasil yang kami peroleh sejak meluasnya wabah corona" ungkap salah satu nelayan yang ditemui penulis. Akibatnya sebagian nelayan akhirnya mengurangi intensitas melaut mereka. Ini juga dalam rangka menghemat biaya produksi yang kian naik.

Menurunnya penghasilan ini tidak searah dengan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan protein. Seyogyanya di masa pandemi seperti ini permintaan masyarakat terhadap hasil nelayan lebih tinggi untuk menjaga daya tahan tubuh. Tetapi karena masyarakat umum sebagai konsumen juga mengalami penurunan pendapatan sehingga mereka mengurangi permintaan terhadap ikan dan sumber protein lainnya.

Untuk itu pemerintah juga diharapkan bisa memberi jaminan penghasilan bagi masyarakat dalam situasi seperti ini. Salah satunya melalui intervensi kebijakan anggaran. Dengan memperbanyak program fisik dalam bentuk padat karya dan bantuan tunai atau non tunai kepada masyarakat diharapkan dapat menambab penghasilan masyarakat umum. Sehingga permintaan terhadap sumber protein juga meningkat. Dengan demikian diharapkan akan memberi dampak pula pada terbelinya hasil perikanan.

*) NurSalim ZA Lahasina (Kompasianer)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun