Mohon tunggu...
NurSalim ZA Lahasina
NurSalim ZA Lahasina Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki fakir ilmu

minat dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Corona Mengancam Stabilitas, Aktivitas Penerbangan Sepi

25 Maret 2020   16:33 Diperbarui: 25 Maret 2020   16:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasanuddin Atjo

Corona Mengancam Stabilitas, 

Aktifitas Penerbangan Sepi

Rabu pagi, 25 Maret 2020, pukul  10.00 Wita, situasi Apron, atau Pelataran Parkir di Bandara Internasional Hasanuddin Makassar terlihat sepi, tidak seperti biasanya.

Ada dua unit  pesawat berbadan lebar kapasitas kurang lebih 400 seat,    milik salah satu maskapai nasional sedang terparkir. Demikian pula halnya seat Wings Air berkapasitas 62 seat,   route Makassar-Batulicin-Banjarmasin hanya terisi sedikit, sekitar 20 persen.

Kondisi ini sebagai salah satu indikasi bahwa pandemi Corona telah berdampak nyata terhadap perekonomian dalam negeri. Masih  banyak lagi indikator yang memberi gambaran tentang situasi ekonomi. Belum lagi untuk senentara aktifitas keluar rumah harus dibatasi, kecuali untuk  hal yang benar-benar urgen.  Di sisi lain masih banyak warga  kita yang bekerja dan memperoleh pendapatan secara harian, termasuk angkutan jasa aplikasi.

Pandemi Corona, update hari ini 25 Maret 2020 telah menyebar ke 168 Negara dengan korban positif 417.582 orang, meninggal 18.612 orang (4,46 persen) dan sembuh 107.247 orang (25,58 persen).  

Dari 168 Negara, posisi Indonesia ditinjau  dari persentase kematian,  berada di urutan ke 4 setelah San Marino, Italia dan Irak. Hingga 24 Maret 2020, yang infeksi positif mencapai  686 kasus, 55 orang meninggal (8,02 persen) dan sembuh 30 orang (4,37 persen).

Situasi seperti ini tentunya menimbulkan kekuatiran yang sangat, dan bisa jadi mengganggu stabilitas dalam negeri. Sejumlah pengamat memperkirakan situasi ini akan lebih parah dari krisis ekonomi dunia tahun 1998 bila tidak dapat segera diatasi sebarannya dan dampaknya.

Ditambah lagi kurs dolar Amerika tembus pada angka 16 ribu rupiah/1 $US, namun tidak mendongkrak harga komoditas ekspor bahkan cenderung turun drastis karena sejumlah negara memberlakukan kebijakan Lock Down, antara lain menutup sementara transaksi. Ini berbeda dengan tahun 1998 yang justru mendongkrak harga komoditas ekspor.

Kita berharap bahwa pandemi Corona segera dapat diakhiri  dan diatasi. Diperlukan kekompakan kerjasama, kepedulian serta kedisiplinan.  Tidak perlu lagi ada perbedaan pandangan, pendapat antara pemimpin Negara dan pemimpin daerah dalam merespon ancaman covid -19 dan mencari jalan keluarnya.  Saatnya bergerak cepat dalam satu komando, harus selaras antara pusat dan daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun