Mohon tunggu...
NurSalim ZA Lahasina
NurSalim ZA Lahasina Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki fakir ilmu

minat dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NurSalim ZA Lahasina: Pendidikan dan Kesehatan Gratis Akan Tingkatkan IPM Sulawesi Tengah

4 Maret 2020   15:46 Diperbarui: 4 Maret 2020   15:55 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan sebuah negara maupun daerah sangat ditentukan oleh pembangunan manusianya. Banyak ahli menyebut bahwa aset terbesar sebuah daerah itu manusianya. Manusia juga adalah modal utama dalam mencapai tujuan dan cita-cita pembangunan. Ukuran keberhasilan pembangunan manusia di sebuah daerah dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia. IPM menentukan peringkat pembangunan daerah dalam suatu negara. IPM juga menggambarkan sejauh mana masyarakat dapat merasakan dan mengakses hasil pembangunan.

Hari ini, IPM Indonesia telah mencapai kategori tinggi sementara IPM Sulawesi tengah masih berada dalam kategori daerah sedang yaitu 69,50. Secara nasional Sulawesi Tengah berada di urutan 25 dari 34 propinsi. Secara kewilayahan sulawesi, IPM Sulawesi Tengah berada di bawah Sulut (72,99), Sulsel (71,66) dan Sultra (71,20). Sulteng hanya berada di atas dari dua propinsi yang baru mekar atau masih berusia muda di sulawesi yaitu Gorontalo (68,49) dan Sulbar (65,73).

Ada 3 Dimensi yang terbagi dalam 4 Indikator turut berkontribusi menentukan angka IPM Sulteng.
1) Dimensi kesehatan, indikator Angka Harapan Hidup Sulteng menunjukkan 68,23. Angka ini masih tergolong rendah jika dibandingkan propinsi yang lain.
2) Kedua Dimensi pendidikan, Indikatornya ada dua, yang pertama Rata-rata Lama Sekolah Sulteng yaitu 8,75 tahun artinya rata-rata penduduk sulteng usia 25 tahun ke atas berhasil menempuh pendidikan hingga kelas 9 SMP. Indikator Kedua, Harapan Lama Sekolah 13,14, artinya anak usia 7 tahun di sulteng saat ini memiliki harapan untuk bersekolah hingga jenjang Diploma I/II.
3) Dimensi Ekonomi/Standar Hidup Layak diukur dari daya beli masyarakat. Angka pengeluaran perkapita sulteng yaitu 9.604.000.

Sederhananya bahwa jika daerah ini akan maju maka harus ada keberpihakan anggaran pada dimensi IPM. Akses pada hasil pembangunan mesti dibuka selebar lebarnya untuk rakyat. Pendidikan gratis misalnya, dengan pendidikan gratis dari PAUD hingga SMA dan juga Bantuan Pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu dan berprestasi akan meningkatkan Harapan Lama Sekolah serta membuka akses semua masyarakat untuk menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Adanya jaminan biaya pendidikan bagi peserta didik dan mahasiswa di sulteng dalam bentuk pendidikan gratis akan meningkatkan rata-rata lama sekolah.

Begitu juga dalam dimensi kesehatan, hadirnya kesehatan gratis bukan saja menghapus ketidakpuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan. Ini juga akan memberi kepastian pelayanan kesehatan bagi masyarakat sulteng - khusunya bagi masyarakat miskin - sehingga tidak ada lagi masyarakat yang harus terkapar di rumahnya menanggung sakit karena ketiadaan biaya untuk menjangkau fasilitas kesehatan. Mudah dan meratanya akses kesehatan bagi seluruh masyarakat turut mempengaruhi naiknya Angka Harapan Hidup.

Dalam dimensi ekonomi, terbuka lebarnya akses pendidikan dan kesehatan akan meningkatkan pengetahuan dan kesehatan masyarakat. Selain itu pendidikan dan kesehatan gratis turut mengurangi beban dasar masyarakat. Ditunjang dengan iklim berusaha yang kondusif, pengetahuan dan kesehatan yang baik tentu akan meningkatkan daya beli masyarakat/pengeluaran per kapita.

Jadi, Pendidikan gratis dan kesehatan gratis adalah wujud komitmen hadirnya negara dan pemerintah. Keduanya adalah hak dasar rakyat dan pemerintah wajib menunaikan itu. Jika ini dapat terpenuhi dapat dipastikan IPM Sulawesi Tengah akan mencapai kategori tinggi. Dengan IPM yang tinggi Sulawesi Tengah akan sejajar dengan Daerah Istimewa Jogjakarta dan 21 Propinsi lainnya yang berkategori IPM tinggi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun