Mohon tunggu...
Indah W.
Indah W. Mohon Tunggu... -

: a wandering soul in her journey to the final destination..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pay It Forward ala Tanah

17 Juni 2010   05:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:29 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gambar diambil dari : http://wahyuaskari.files.wordpress.com/2010/01/soil_xsec.jpg

Minggu, 19 Oktober 2008

Hot! Hot! Hot! Jakarta lagi in HOT mode alias panaaaas be'eng, ahahaha :p Well.. Selama berada di ruangan ber-AC yang dinginnya bisa mengalahkan udara panas di luar sih ya ok2 it's, hihihi.. Anywayy.. Beberapa hari ini ketika menyiram tanaman, gua memfokuskan diri untuk mengairi tanah dan rerumputan. Kadang kelar nyiram semua tanaman, gua ngambil bangku kecil trus gua duduk sementara selang air gua terus menyiramkan air ke tanah yang saking kering and panasnya udara belakangan ini, tuh tanah sampai ngebletak 'boo.. Mm.. Apa istilah halusnya ya? Ah ya, membelah, hehehe.. Iyaa.. Saking garang dan semangatnya matahari memancarkan sinarnya belakangan ini dan tidak memperbolehkan hujan bergantian unjuk gigi, akibatnya tanah pun mengalami kekeringan yang cukup parah karena sampai membelah githu. Duhh.. Tanah di tempat gua sih cuman dipenuhi rerumputan, and ada tanaman juga kebanyakan cuman tanaman hias. Ada sih buah2an tapi khan cuman buat iseng2, bukan sebagai mata pencaharian. Jadi kebayang dhe betapa sengsaranya petani menghadapi musim kering yang berkepanjangan ini. Bisa2 pas harusnya panen, ngga ada yang bisa dipanen karena padi2nya udah pada mati kekeringan duluan *sigh* Anywayy.. Sambil duduk di bangku kecil itu, gua kadang menatap tanah dan mengamati proses penyerapan air oleh mereka. Kadang terselip rasa puas ketika melihat tanah dengan rakusnya langsung menyerap air yang gua siramkan. Walau mustinya gua ngerasa bersalah, hehehe, karena kalau gua lebih perhatian dari dulu maka tuh tanah ngga harus mengalami kekeringan separah itu. Ngeliat tanah dan penyerapan airnya, gua ngerasa ada yang harus gua pelajari. Ngga tau kenapa gua kepikiran soal 'kasih'. Iya, selama beberapa hari gua mengamati and berusaha menarik kesimpulan apa ya yang berusaha diajarkan si tanah itu buat gua? And kesimpulan gua ngga tau kenapa selalu mentok di soal kasih dan berbagi. Soalnya gua lihat gini.. Awalnya gua nyangka semua air yang gua tujukan ke wilayah tertentu itu langsung dilesapkan ke bagian tanah di bawahnya. Tapi gua liat2 lagi, terkadang karena semburan air dari selang gua itu kelewat besar, tanah di wilayah itu ngga sanggup menerimanya dan langsung mengalihkannya ke tanah2 lain di sekitarnya. Bukan karena dia ngga pengen tuh air, tapi dia tau kalau dia ngga boleh serakah menguasai semuanya untuk dirinya sendiri. And in the end gua rasa kebaikannya itu juga akan kembali pada dirinya karena pas dia lagi butuh cadangan air, pasti tanah 'tetangganya' itu ga akan sungkan2 membaginya dengan dia juga. Begitu juga dengan kita manusia kali ya, D, kita itu harus jadi seperti sungai yang terus mengalir, bukan seperti bak mandi yang hanya bisa menerima air tanpa menyalurkannya ke tempat lain. Terkadang kita begitu egois menyimpan kebaikan untuk diri kita sendiri karena takut apabila kita membagikannya untuk orang lain maka kita akan kehabisan. Yang kita lupa adalah.. Kebaikan yang ada pada kita itu juga terkadang kita terima dari orang lain, and seringkali bukan karena kita pantas menerimanya tapi lebih karena kemurahan hati sang pemberi kebaikan. Alam mempunyai cara yang luar biasa untuk meneruskan hal2 baik. Kesimpulan umum dari beberapa buku yang pernah gua baca adalah : elo ngga akan pernah kekurangan karena terlalu banyak memberi, karena itu semua akan kembali pada elo lagi dengan cara yang ngga pernah elo pikirkan sebelumnya. Bukan berarti kita jadi memberi dengan mengharapkan imbalan, hehehe.. Gua pikir rasa senang yang timbul di hati ketika melihat kebaikan kita berdampak pada orang lain pun udah merupakan suatu 'reward' untuk diri kita. Aahh.. Tanah, itukah pelajaran yang elo ingin gua ambil dari elo? Apakah lagi2 gua salah menyimpulkan?! Ahahaha ^o^ Okee dokee.. See you next timee.. Ciaoo cito, babee.. Amore, Indah

Nb. Rada ngga pas sih nih postingan dipublish di tengah musim hujan, wakakakakak :p *tapii.. cueks bae lah :p*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun