Mohon tunggu...
Toto Suryadi
Toto Suryadi Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

HOBI : MUSIK,TRAVELING, RENANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyuluhan Tentang Manajemen Berbasis Sekolah

4 Januari 2025   19:04 Diperbarui: 4 Januari 2025   19:04 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Latar belakang

Perbaikan kualitas pendidikan secara nasional merupakan salah satu respon pemerintah dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia menuju Substainable Developmet Goals (SDG's) atau bonus demografi yang akan dimiliki negara indonesia di tahun 2045. Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. beberapa upaya dilakukan pemerintah dalam memperbaiki mutu pendidikan secara bertahap dan berkesinambungan.

Beberapa perubahan dilakukan untuk mewujudkan mutu pendidikan tersebut mulai dari perubahan kebijakan pendidikan yang bersifat sentralistik menjadi desentralisasi. Hal ini dimaknai sebagai perubahan wewenang dalam meningkatkan kualitas dari daerah. Merujuk dari implementasi undang -- undang nomor 20 tahun 2003 pasal 51 ayat 1 bahwa pendekatan manajemen yang lebih tepat dalam menyesuaikan kondisi di sekolah agar mampu menampung seluruh kepentingan stakeholder sekaligus memberdayakan semua perangkat sekolah secara efektif guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan.

Sesuai dengan undang -- undang tersebut menunjukkan bahwa pemberian wewenang kepada masing --masing daerah sebagai wujud kepedulian Negara dalam peningkatan kualitas menjadi tanggung jawab suatu daerah. Dengan adanya fenomena perubahan wewenang di atas menunjukkan bahwa alternatif manajemen berbasis sekolah sebagai konsep yang dianjurkan dalam penyelenggaraan sekolah secara mandiri dalam menentukan dan meningkatkan mutu satuan pendidikannya. Dengan adanya pemberian wewenang dengan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) di atas dimaknai sebagai langkah strategis dalam pengelolaan sumber daya sekolah. konsep tersebut memberikan kewenangan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas, efisiensi, dan pemerataan pendidikan (Jalaluddin et al., 2016).

Kewenangan tersebut bertujuan sebagai upaya pemenuhan harapan masyarakat serta adanya jalinan kerja sama antara manajemen satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Maka dari itu konsep MBS memberikan kesempatan kepada seluruh sumber daya satuan pendidikan melakukan inovasi yang dapat ditindak lanjuti dalam bidang kurikulum, pembelajaran yang dikembangkan dalam bentuk aktivitas, kreativitas dan profesiona dengan tujuan utama kualitas mutu pendidikan.

Dinamika  perubahan kurikulum merdeka merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Capaian dari implementasi kurikulum merdeka adalah pembelajaran yang kreatif, fleksibel dan memberikan kesempatan kepada siswa dalam menentukan ketercapaian belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang diimplementasikan dalam kurikulum merdeka adalah berorientasi pada siswa. Tuntutan dalam implementasi kurikulum tersebut adalah menyesuaikan pembelajaran pada abad 21(Sardiyanah, 2020).

Pembelajaran pada abad 21 merupakan model pembelajaran yang mengedepankan pencapaian kompetensi lulusan dalam aspek critical thingking, creative, collaborative, and communication (4C). Sesuai dengan gambaran ketercapaian tersebut menunjukkan bahwa terdapat sinergi dalam kompetensi hardskill dan softskills lulusan. Sinergitas yang digambarkan dalam pembelajaran abad 21 tersebut menunjukkan ada relevansi dalam implementasi kurikulum merdeka yang saat ini diimplementasikan secara bertahap kepada satuan pendidikan di seluruh Indonesia (Dukalang, 2018). Maka dari itu diperlukan managemen sekolah yang berkualitas untuk dapat menunjang kualitas sekolah yang dikelolanya.

Menurut Keyton (2005: 39) yang dikutip oleh (Rahman et al., 2022) mendefinisikan manajemen sebagai management is the process of reaching organizational goals by working with and through people and other organizational resources. Manajemen merupakan sebuah proses untuk meraih tujuan organisasi melalui kerja sama dari orang-orang maupun sumber organisasi yang lain. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah suatu hal utama, penting, dan harus ada dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Sesuai dengan pengertian di atas maka makna manajemen tersebut didasarkan pada tiga karakteristik utama di antaranya sebuah proses atau tahapan yang memiliki keberlanjutan dan berkesinambungan, keterlibatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, dan pencapain tujuan didasari oleh kerja sama dengan sumber daya yang dimiliki.

Jika dikaitkan dengan dinamika tantangan pendidikan fungsi manajemen tersebut diperlukan manajemen yang memiliki perencanaan program yang terintegrasi dengan koordinasi antara pimpinan dengan semua unsur penunjang pendidikan di sebuah satuan pendidikan. Tujuannya adalah untuk terwujudnya satuan pendidikan yang dapat  yang memiliki eksistensi keberlanjutan dalam progresivitasnya. Sesuai dengan keterkaitan makna manajemen dengan dinamika tantangan pendidikan di atas sesuai dengan pernyataan Fayol (2002: 172) mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu tindakan untuk meramalkan, merencanakan, mengatur, memerintah, mengkoordinasikan, dan mengendalikan (Salim & Nora, 2022).

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu alternatif managemen sekolah yang strategis untuk mewujudkan sekolah yang berdaya saing unggul dalam kualitas mutu pembelajaran dan lulusan yang dihasilkan. Pengelolaan MBS memerlukan keikutsertaan secara aktif baik dari masyarakat, dari komite sekolah, dan dari dewan pendidikan. Keberhasilan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) membutuhkan kemampuan kepala sekolah untuk dapat mengelola seluruh sumber daya sekolah (sumber daya manusia, sumber daya sarana dan sumber daya prasarana), agar dapat berperan aktif dan dinamis(Lubis, 2015). 

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala SMA Kartika X-1 Jakarta Selatan bahwa penerapan MBS dianggap sebagai alternatif yang strategis dalam meningkatkan daya saing lembaga, sebelum sekolah menerapkan MBS dampak yang diterima adalah kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat tentang kualitas pendidikannya sehingga berdampak pada jumlah siswa yang hendak mendaftar di sekolah swasta di sekitarnya lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah negeri. Hal ini dikarenakan kepercayaan orang tua terhadap mutu sekolah negeri lebih kredibel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun