Mohon tunggu...
Toto Sucipto
Toto Sucipto Mohon Tunggu... -

Yakin dulu baru diLihat & dicoba

Selanjutnya

Tutup

Nature

Nanam Pohon 1 Milyar Batang per Tahun... Apa Mungkin?

8 April 2011   10:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:00 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak Pohon banyak rezeki ... slogan dari DepHut, dengan program tanam pohon 1 Milyar batang pertahun niscaya rezeki itu akan Tiba. Persoalannya Bibitnya dari mana ?... apakah yg ditanam murni Pohon (Sawit, Karet, Jabon, Acacia / HTI)... atau termasuk Palawija ...?... 1.000.000.000 ada 10 Digit yang harus dibaca ...! Jika kita pakai pola pekebun Sawit atau pekebun Karet dalam 1 Ha membutuhkan 400 Pohon, maka utk target penanaman 50.000 Ha pertahun minimal mereka harus menyediakan 20juta bibit dengan tingkat Survival Rate 100%. Jika kita pakai pola HTI, butuh bibit 1000 btg /Ha juga dng Survival Rate 100%. Sekalipun ditanggung renteng di 37 Propinsi & belasan BUMN Perhutani Rasanya menyediakan Bibit 1.000.000.000 btg pertahun suatu upaya yang nyaris mustahil dilakukan saat ini ... sama halnya Karbon Trade sekian Dolar perHa sebagai konpensasi yg diiming-iming pihak barat agar Indonesia Tidak lagi memproduksi Hutannya ... nyatanya sampai hari ini belum ada Propinsi yang mendapatkan konpensasi tsb. Kembali ke 1 Milyar pohon gagasan DepHut, jika menggandeng DepTan & DePeRinDag serta melibatkan seluruh Perusahaan Perkebunan & Kehutanan dengan memberikan dukungan nyata, target 1 Milyard pohon pasti terwujud segera. Tetapi jika pihak swasta diganggu trus dng berbagai Aturan pro Barat ...niscaya program tsb hanya bagus diangan angan. Mari Lestarikan Hutanku, Kebunku & Halamanku tentunya buat Kita semua ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun