KERETAKAN HUBUNGAN ANTARA PUTIN DAN NETANYAHU
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan dua penjelasan berbeda tentang apa yang terjadi melalui panggilan telepon mereka pada hari Minggu, 10 desember 2023
Menurut laporan surat kabar Amerika "The New York Times", kontradiksi ini mencerminkan keretakan hubungan antara kedua pemimpin, yang telah berkembang sejak serangan gerakan Hamas terhadap Israel dan kampanye pengeboman Israel yang kejam di Jalur Gaza.
Setelah panggilan tersebut, Netanyahu mengatakan dia "tidak puas" dengan posisi yang diadopsi oleh Moskow di Dewan Keamanan, dan "menyatakan kritik tajam terhadap kerja sama berbahaya antara Rusia dan Iran," menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana mentri.
Di sisi lain, Kremlin mengatakan bahwa percakapan antara Putin dan Netanyahu berfokus pada "situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Jalur Gaza."
Dia menambahkan dalam pernyataannya mengenai percakapan kedua pemimpin: "Pihak Rusia siap memberikan semua bantuan yang mungkin untuk meringankan penderitaan warga sipil dan menenangkan konflik."
Rusia, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan, mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, dan mengatakan bahwa Amerika Serikat "terlibat dalam pembantaian brutal yang dilakukan oleh Israel."
Sedangkan Amerika Serikat membatalkan rancangan resolusi tersebut dengan menggunakan hak vetonya, mengingat Israel "mempunyai hak untuk mempertahankan diri dari serangan Hamas."
Kremlin mengatakan Putin menggambarkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober sebagai "tindakan teroris" dan menegaskan kembali posisi ini dalam panggilan telepon pada hari Minggu.
Meskipun dukungan Putin terhadap Israel pada awalnya tidak terdengar, ia telah berusaha mempertahankan hubungan kerja dengan Israel.
Namun pada saat yang sama, kata Putin, dominasi elit Barat memungkinkan krisis ini terjadi, dan pihak berwenang Rusia juga memberikan lampu hijau kepada media pemerintah untuk mendukung Hamas dan melemahkan Israel, serta melancarkan serangan terhadap Amerika Serikat.