Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Tematik Inovasi (KKN-TI) IPB merupakan bentuk pengabdian mahasiswa IPB berupa terjun langsung ke lapangan bersama masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah yang sedang terjadi melalui upaya sosialisasi, pemberdayaan, pembangunan, dan pendidikan sebagai bukti konkret dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan potensi desa dan sumber daya manusia di wilayah setempat, serta diharapkan agar mahasiswa dapat bekerja sama dalam berbagai rumpun bidang ilmu pengetahuan yang berbeda, menjalin komunikasi yang efektif, menunjukkan empati, berkreasi, dan mampu berpikir secara analitis.
Desa Totoran merupakan desa yang terletak di Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah total sebesar 610,36 Ha serta berbatasan langsung dengan Laut Jawa (Utara), Desa Pabean Ilir (Timur), Desa Karanganyar (Selatan), dan Desa Pagirikan (Barat). Mayoritas mata pencarian masyarakat Desa Totoran yaitu sebagai petambak dengan komoditas unggulan berupa rumput laut, ikan bandeng, dan udang. Namun dalam proses budidaya, beragam kendala kerap dihadapi oleh para petambak, seperti kualitas air tambak/empang yang buruk, kebutuhan pakan yang besar, dan ketidakstabilan harga ikan bandeng di pasar akibat rantai penjualan yang terlalu panjang.
Maka dari itu, Institut Pertanian Bogor mengutus mahasiswa KKN-TI IPB di Desa Totoran dalam rangka membantu masyarakat mencari solusi terhadap seluruh persoalan yang sedang dihadapi dengan mengadakan sosialisasi kualitas air dan pelatihan pembuatan probiotik untuk mengoptimalkan pakan ikan bandeng. Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara Mahasiswa KKN-TI IPB, Pemerintah Desa Totoran, dan Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Indramayu dalam menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan seperti narasumber dan SMART KIT Uji Kualitas Air.
Kegiatan diawali dengan pembukaan acara oleh MC, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa dan pemberian kata sambutan oleh Agha Zulhilmi selaku Ketua Kelompok 6 KKN-TI IPB Desa Totoran, dilanjutkan sambutan oleh Bapak Dr. Ir. Gatot Yulianto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan secara daring dan Kepala Desa Totoran yang diwakilkan oleh Bapak Siwan.
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu sesi sosialisasi kualitas air dan pembuatan probiotik untuk ikan bandeng. Pada sesi pertama, memaparkan tentang pengertian, parameter (fisika, kimia, biologi) termasuk seluruh faktor yang mempengaruhi, dan bagaimana peran kualitas air menggunakan standar baku mutu serta upaya meningkatkan kualitas air sebagai upaya pencegahan lumut/klekap pada budidaya rumput laut. Sosialisasi kali ini tidak hanya memaparkan materi, tetapi juga memperagakan penggunaan alat sederhana pengecekan kualitas air yang telah disediakan oleh Diskanla seperti kertas pH untuk mengetahui pH atau kadar asam basa, refraktometer untuk mengetahui salinitas, dan SMART KIT Uji Kualitas Air untuk mengetahui kandungan nutrien di dalam air sampel.
Sesi kedua dilanjutkan dengan pembuatan probiotik rabal (ragi dan bakteri asam laktat) yang mengandung mikroorganisme hidup non-patogen penghasil enzim pencernaan. Enzim pencernaan tersebut dapat mengubah senyawa kompleks (protein) menjadi lebih sederhana (asam amino) sehingga lebih mudah dicerna oleh ikan bandeng untuk meminimalisir penggunaan jumlah pakan. Proses pembuatan probiotik dimulai dengan mencampur Yakult 65 ml sebanyak 3 botol, molase 500 ml, air kelapa tua sebanyak 2 buah, dan ragi tape 1.5 butir, kemudian diaduk hingga tercampur secara merata dan dituang ke dalam 1 galon air tawar 13 L. Formulasi ini dikhususkan untuk wadah galon 15 L serta sebanyak 100 ml probiotik untuk 1 kg pakan ikan bandeng.
"Dari kami, harapannya sektor perikanan ini tidak dianaktirikan oleh pemerintah karena subsidi yang diberikan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sektor pertanian." Ujar salah satu pembudidaya tambak di Desa Totoran, Bapak Zaenuddin.
Beliau mengatakan, para pembudidaya tambak di Desa Totoran merasa kesulitan dalam menyediakan kebutuhan budidaya karena harganya yang sangat mahal. Oleh karena itu, para pembudidaya tambak di Desa Totoran mengharapkan mahasiswa KKN-TI IPB University dapat berkontribusi dalam penyampaian aspirasi kepada pemerintah. Besar harapan para mahasiswa dan dinas terkait bahwa masyarakat Desa Totoran dapat lebih memahami pentingnya memperhatikan kualitas lingkungan perairan tambak/empang dan dapat membuat probiotik secara mandiri demi menekan biaya produksi (cost) pakan yang semakin tinggi.