Mohon tunggu...
Totok Yulianto
Totok Yulianto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hai, saya Totok Yulianto! Seorang Guru Profesional yang senang berbagi cerita tentang Guru, Siswa, Majemen Sekolah, Psikologi dan Mutu Sekolah. Di Kompasiana, saya ingin mengajak teman-teman untuk berdiskusi dan belajar bersama. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar dan saran ya!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Perjuangan Seorang Anak dengan Keunikkannya

8 Desember 2024   13:46 Diperbarui: 8 Desember 2024   13:51 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Ihsan. Sejak kecil, Ihsan sudah menunjukkan keunikan yang tidak dimiliki oleh teman-teman sebaya. Ia lahir dengan kemampuan istimewa dalam menggambar, setiap goresannya bercerita, dan setiap warna yang dipilihnya menciptakan dunia baru. Namun, keunikan itu tidak selalu dipahami oleh orang-orang di sekitarnya.

Ihsan tumbuh di lingkungan yang tidak selalu mendukung. Banyak yang meragukan bakatnya, menganggap menggambar hanyalah hobi anak-anak yang tidak ada gunanya. Namun, dalam hati kecilnya, Ihsan percaya bahwa seni adalah bahasa yang bisa menyatukan orang dan menyampaikan emosi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, ia terus berlatih setiap hari, menggambar apa pun yang ada di sekitarnya---alam, wajah teman-teman, hingga imajinasinya yang melampaui batas.

Suatu hari, sekolah di desanya mengadakan lomba menggambar. Ihsan yang penuh rasa percaya diri, mendaftar untuk berpartisipasi. Namun, saat teman-temannya mulai meragukan kemampuannya, Ihsan hanya tersenyum. Ia tahu bahwa tujuan utamanya bukan untuk memenangkan lomba, melainkan untuk mengekspresikan dirinya. Dengan penuh semangat, ia mulai menggambar, menciptakan karya yang memperlihatkan keindahan alam sekitar dan kehidupan sehari-hari dengan gaya uniknya.

Ketika hari lomba tiba, Ihsan mempersembahkan karyanya di hadapan juri dan penonton. Ada keheningan sejenak ketika orang-orang melihat gambar yang dihasilkan oleh tangan kecil itu. Mereka terpesona dengan detail dan emosi yang ditampilkan dalam setiap goresan. Dalam sekejap, suara keraguan yang mengelilinginya perlahan memudar, digantikan oleh tepuk tangan dan pujian.

Momen itu menjadi titik balik bagi Ihsan. Ia menyadari bahwa keunikan dirinya bukanlah sebuah halangan, melainkan kekuatan. Setelah lomba, ia mendapatkan kesempatan untuk mengadakan pameran karya seni di sekolahnya. Dukungan mulai mengalir, teman-teman dan gurunya menghargai bakatnya dan mengakui pentingnya seni dalam kehidupan mereka.

Melalui perjuangan ini, Ihsan belajar untuk mencintai dirinya sendiri dan menerima keunikannya. Ia menyadari bahwa setiap orang memiliki cara untuk bersinar---entah itu melalui seni, olahraga, atau bakat lainna. Ihsan menjadi inspirasi bagi teman-teman sebayanya, menunjukkan bahwa meskipun banyak rintangan dan keraguan, keberanian untuk menjadi diri sendiri adalah langkah pertama menuju sukses.

Di dalam setiap goresan yang dikreasikannya, Ihsan tak hanya menciptakan gambar, tetapi juga membangun jembatan antara harapan dan kenyataan. Keunikannya menjadikannya istimewa, dan dari situlah, ia belajar bahwa menghargai perbedaan adalah kunci untuk menjalin persahabatan dan menciptakan dunia yang lebih baik.

Ihsan, si anak yang berjuang dengan keunikan dirinya, telah membuktikan bahwa setiap orang memiliki hak untuk bercahaya dan meninggalkan jejak di dunia ini. Dan itulah kekuatan sejati dari keunikan.

Lihat difilm Taare Zameen Par akan lebih mengharukan ceritanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun