Mohon tunggu...
Cerpen

Jangan tinggalkan kami

8 Juni 2016   16:57 Diperbarui: 9 Juni 2016   15:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kulihat banyak orang berkumpul mengelilingiku, kulihat dengan sayup-sayup orang-orang berlari secara perlahan,kudengar orang berteriak dan menangis dengan pelan seperti dari jauh.

"Ibu...ibu...." itu suara anakku.

Rasanya sakit sekali di kepala dan lemas sekali ingin ku gerakkan anggota badanku, aku ingin bicara tapi mataku hampir tak perpandang. Aku merasa bahwa badanku diangkat dari tempat tidurku oleh 4 orang..oh bukan 5 orang sepertinya.

"Ibu mau kemana...ibu ... Ibu.." itu suara anakku yang pertama. Dan ingin ku tengokkan  pandangan mencari dimana anak yang baru ku lahirkan.

"Pet......." pandanganku gelap.

Teriakan orang-orang disekitar semakin bertambah.  Suara tangisan bayi yang baru beberapa hari dilahirkan, dan anak pertamanya pun ingin mengejar ibunya yang dibawa pergi. Tetes-tesan air mata keluar dari kelopak para pemiliknya. Dan perempuan yang saat ini memegangi anak pertamanya terdiam teringat kata - katanya sebelum matanya tertutup.

"Mbak tolong jaga anakku, ku titipkan semuanya padamu"

Suara tangis anaknya membuyarkan lamunannya.

"Ibu....ibu.....jangan pergi..."

"Ibumu hanya mau diobatkan, tenanglah kamu sudah besar" kata perempuan yang dipanggil mbak itu yang dengan sekuat tenaga memegang tangan anaknya yang ingin lari mengejar ibunya.

"Tenanglah, berdoalah saja pada Tuhan, ibumu akan baik-baik saja"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun