Mohon tunggu...
Humaniora

Alarm Saur

9 Juni 2016   16:37 Diperbarui: 9 Juni 2016   16:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta, 9 juni 2016

Saat ini sudah memasuki bulan ramadhan ke-4. Walaupun saya bukan umat muslim yang ikut menjalankan ibadah puasa namun setiap waktu menjelang sahur pasti ikut terbangun karena suara dari tempat ibadah yaitu masjid. Namun saya tidak ikut sahur melainkan kadang hanya sejenak melihat acara televisi dan tidur lagi. Tapi apakah ada tahu atau ingat, sewaktu usia saya kira-kira 11 tahunan yang saat itu berada di pendidikan sekolah dasar sering mendengar bunyi ketongan yang fungsinya untuk membangunkan orang sahur disamping juga kumandang pengumuman dari masjid. Untuk di desa-desa pastilah tidak langka untuk hal semacam itu. Kumpulan adik-adik, remaja bahkan bapak-bapak juga ada, dengan perlengkapan tambahan sarung yang diletakkan di leher kemudian dislempangkan atau diikatkan diperut. Sekalipun saya bukan sekeyakinan tetapi ikut meramaikan dengan berkeliling kampung sambil membunyikan bunyi kentongan sambil bilang Saur.......Saur, Saur.........Saur. Saur pak, saur bu, saur mbah. Seperti itu kira - kira momennya saat itu. Bunyi ketongan pun berirama buka sembarangan saja.

Namun saat ini hal seperti itu pasti sangat jarang untuk ditemui bahkan mungin sudah tidak ada. Masing-masing sudah mengandalkan kentongan masa kini yaitu alarm di gadgetnya masing-masing. Memang modern tetapi anak-anak jaman sekarang pasti tidak akan merasakan keceriaan bersama memukul kentongan sambil jalan-jalan subuh. Kadang bukan hanya kentongan bahkan drum bekas oli juga dibawa menggunakan gerobak.

Asyiknya berkeliling membunyikan kentongan di kampung menjadi alat komunikasi waktu itu yang fungsinya membangunkan orang untuk saur. Hal ini bukan berarti tidak menghormati warga yang beragama lain namun ini adalah salah satu contoh budaya komunikasi pada waktu itu yang justru merupakan terwujudnya tolerasi antar agama. 

Di kampung memang kentongan sebagai media bunyi untuk ronda, ada maling, orang meninggal, dan berita kampung lainnya. Sehingga pada saat itu difungsikan pula untuk membangunkan saur untuk orang - orang dikampung. Dan hal itu mungkin sudah jarang untuk dilestarikan.

Selamat Menjalankan ibadah puasa bagi penganutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun