Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ranah yang Bermakna Jamak

25 Februari 2019   11:51 Diperbarui: 25 Februari 2019   12:14 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Perkembangan teknologi informasi memang memberi banyak kemudahan dan peluang untuk maju. Di sisi lain, untuk kesekian kalinya, saya mengingatkan diri. Bahwa teknologi itu bias terhadap lingkungan. Terutama lingkungan budaya baik berasal dari tradisi maupun karena proses penyesuaian diri. Lingkungan atau lebih tepatnya ranah (enviromental) dalam KBBI daring mengandung pengertian jamak. Tidak tunggal. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut.

ranah n 1 tanah rata; dataran rendah; lembah; 2tanah yang berpaya-paya; 3 elemen atau unsur yang dibatasi; bidang disiplin; 4 Ling lingkungan yang memungkinkan terjadinya percakapan, merupakan kombinasi antara partisipan, topik, dan tempat (misalnya keluarga, pendidikan, tempat kerja, keagamaan, dan sebagainya); 5 Psi bagian (satuan) perilaku manusia: -- afektif, berbagai perilaku yang berkaitan dengan perasaan; --kognitif, perilaku yang menjadi kegiatan kognisi atau pikiran

Pada pengertian pertama, ranah diibaratkan tanah rata, datar atau lembah. Jadi, tidak tepat memaknai ranah sebagai bukit, apalagi gunung. Dalam kaitan dengan cara atau pola pikir, arti ranah tidak tepat digunakan untuk menggambarkan cara berpikir analisis. Dengan demikian, ranah dalam penggunaannya lebih sesuai untuk pola atau cara berpikir sederhana. 

Pengertian kedua, ranah adalah tanah berpaya-paya atau rawa. Tanah basah yang senantiasa digenangi air, biasanya menjadi lahan subur bagi eceng gondok, mendhong dan lainnya. Rawa Pening di Kabupaten Semarang adalah satu contohnya. 

Dalam pengertian ke-tiga, ranah mewakili bidang disiplin tertentu atau unsur yang dibatasi. Pada karya tulis, ranah adalah definisi atau batasan masalah yang akan dibahas. Misalnya, Perkemi adalah kependekan dari Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia yang diakui secara resmi sebagai cabang olahraga Kempo di Indonesia oleh KONI, KOI dan WSKO. 

Dari kelima arti ranah, pengertian ke-empat sebagai penggambaran tentang lingkungan adalah hal yang paling banyak dipakai. Misalnya pada kalimat " Persoalan aturan baku organisasi adalah ranah Pengurus Besar. Bukan pengurus daerah (provinsi atau kabupaten/ kota) ". Ranah adalah lingkungan yang memungkinkan terjadinya percakapan, merupakan kombinasi antara partisipan, topik, dan tempat. 

Dengan menggunakan contoh di atas, tanahnya adalah cabang olahraga Kempo. Bentuk percakapan dapat beragam. Mulai dari obrolan serius tapi santai di grup sosmed sampai dengan rapat khusus semisal musyawarah nasional dan lainnya di suatu tempat. Dalam hal ini ranah diartikan sebagai mekanisme organisasi. Ada peserta (partisipan), topik (misalnya membahas program kegiatan tahun ini) dan tempat (misalnya di honbu, pusat latihan Kempo Pondokgede Jakarta Timur). 

Arti ke-lima sangat khas, untuk bidang ilmu jiwa (psikologi). Baik yang berkaitan dengan analisis perkembangan kemampuan berpikir secara nalar (kognitif) maupun tentang perilaku manusia (afektif). Tentang hal ini akan ditulis pada kesempatan lain. 

Perlunya kita pahami makna suatu kata atau istilah agar tidak menyesatkan jalan pikiran yang mungkin saja mengakibatkan kekeliruan dan fatal. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan lebih bermanfaat luas, misalnya menjadi bahasa ilmu pengetahuan, apabila kita mampu memahami setiap kata yang dipilih dalam menulis karya-karya ilmiah. Tentu dengan ketekunan dan keyakinan diri. Karena, pada hakikatnya, Bahasa Indonesia bersifat lentur untuk terus berkembang. Semoga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun