Pagi hari itu kami telah sepakat berburu ikan kuweh gerong yang dikenal para pemancing laut lepas sebagai Giant Travelly (GT). Saya dan kakak sulung punya beberapa kesamaan. Hobi mancing di laut lepas dan jadi relawan kemanusiaan.Â
Kakak punya komunitas di sekitar Kota Cilegon. Dulu, sebelum dibangun menjadi pelabuhan besar, kami sering berangkat dari Bojonegara ke Pulau Lima atau Pulau Tunda tak jauh dari Pulau Panjang.Â
Buruan kami adalah kakap batu (tambak), tanda-tanda (tompel), krapu hijau yang diberi julukan kopassus. Juga tunul (Black Marlin), barracuda atau kuweh gerong. Acapkali jika ada beberapa teman seperjalanan, kami berangkat dari pelabuhan rakyat Grenyang tak jauh dari Bojonegara.Â
Sejak sore Anyer masih dipenuhi wisatawan baik yang datang atau pulang. Saya masih menunggu jemputan teman kakak yang telah janjian mancing di Pulau Panaitan . Perjalanan yang akan melewati perairan zona merah Anak Krakatau. Kami memang akan berangkat tengah malam untuk berburu ikan predator laut dalam, GT. Syukur-syukur bisa " ngajar blue marlin" di saat fajar menyingsing.Â
Rumah yang sekaligus bengkel mobil Pak Muh mulai didatangi pemancing lokal maupun dari sekitar Jakarta. Mereka teman mancing kakak saya. Hanya Pak Muh yang saya kenal . Waktu tengah malam belum bergerak jauh. Ponsel saya berdering keras dari nomor tak dikenal. Hanya kode areanya menunjuk asal penelpon dari Kota Cilegon. Dengan sedikit keraguan, ponsel akhirnya kusambungkan.Â
" Halo...dari siapa ni ?", saat mengangkat telepon.Â
" Saya Tony, teman mas Kus di SKKS..". Suara di ujung telepon menjelaskan singkat bahwa kami diminta mengurungkan niat turun ke laut karena ada gelombang sangat tinggi di sekitar perairan Selat Sunda. Isunya ada tsunami, karena itu saya justru diminta datang ke markas mereka untuk membantu dan jadi bagian dari tim SAR SKKS.Â
Telepon tadi menghubungkan tiga sumber. Kakak yang sedang di luar Kota Cilegon, penelepon dan saya. Diselingi beberapa informasi tambahan dari kakak, sayapun segera mengemas peralatan mancing yang telah siap untuk berburu ikan kuweh tadi. Akhirnya, alat-alat itu saya titipkan kepada Pak Muh. Diantar oleh salah satu pemancing dari Kota Cilegon, saya diantarkan ke markas SKKS di sekitar Cilegon Barat.Â
***
Di loka wisata Pantai Anyer, sejumlah besar bangunan warung dan tempat tinggal nampak porak poranda. Ada yang tinggal tiang penyangga, ada juga yang rata dengan tanah. Untuk mencapai lokasi itu kami berjalan kaki lebih dari tiga kilometer. Sesuai tugas yang kami terima dari BPBD setempat, tim ini adalah pendahulu. Melakukan tugas pencarian dan penyelamatan korban. Sekaligus penilaian keadaan dan kebutuhan korban. Assesment, istilah teknisnya.Â
Kami menyisir pantai, satu persatu tanda diperiksa. Di sebuah bangunan mirip warung, ada beberapa orang terkapar. Sebagian besar perempuan muda. Satu teman berbisik: