Lotek adalah jenis makanan yang tergolong menu tradisional bagi masyarakat suku Jawa khususnya. Di Kebumen kota, ada penjual lotek yang cukup kondang. Nama aslinya Maryati, kelahiran kampung Pasarpari di lahan tempat berjualan saat ini. Sejak kecil, teman saya bermain  di Kali Luk Ulo dipanggil mbak Jum sampai sekarang.Â
Beda lotek dengan pecel adalah cara membuat bumbunya. Bumbu pecel dapat dibuat beberapa waktu sebelumnya dan baru diencerkan serta ditaburkan di atas sayuran. Sedangkan lotek dibuat dan dicampur seketika dengan sayurannya saat ada pesanan.Â
Lotek memang mirip pecel, berisi sayuran rebus seperti bayam, kangkung, kubis, tauge, Â kembang Turi atau kecombrang dan timun. Untuk kedua jenis sayuran, kembang Turi atau kecombrang, adanya pada waktu tertentu karena mengikuti musim.
Kecombrang atau honje (Etlingera elatior)  punya banyak nama lainnya yaitu  kanta, kincu atau sambuang. Kecombrang memberi aroma dan rasa yang khas pada masakan. Biasanya diambil yang masih kuncup, terutama bagian tengah yang menjadi sumber khas rempah-rempah itu.Â
Selain itu, kecombrang juga punya sifat antibakteri. Dilansir dalam JOM Faperta 2016,  bunga kecombrang mengandung zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan berbagai bakterti  seperti Bacillus cereus,  Euscheria coli, Listeria monocytogenes, dan Staphylococcus aureus.Â
Besar manfaatnya dan kekhasan aroma maupun rasanya membuat membuat kecombrang bernilai ekonomis dan diperjualbelikan di pasar-pasar tradisional pada musim tertentu. Aroma khas yang cukup kuat acapkali menjadi salah satu pilihan para chef untuk menghadirkan cita rasa khas pula.Â
Yu Jum membuka warung sederhana di ujung Gang Cempaka. Tepatnya, di sebelah Barat sekitar 150 meter dari SD Negeri Kebumen 1 di Jl. Pemuda. Di Zona Tengah pengembangan wisata kuliner dan perhotelan dalam kota Kebumen ini, perempuan yang murah senyum, memulai usaha kuliner ini pada tahun 1998. Beberapa bulan setelah terjadinya kerusuhan massa pada 7 dan 8 September 1998.
Selain lotek yang jadi menu andalan dan cukup murah seharga Rp 6.000,- (enam ribu rupiah)/ porsi yang bisa ditambahkan ketupat seribu rupiah per buah. Di warung sederhana bertenda biru ini juga tersedia aneka gorengan: tempe, tahu, pisang atau bakwan. Juga beberapa jenis kerupuk terutama midin (serupa mi dari bahan singkong/ bodin), gendar dan leper.
Harga satu tempe goreng berukuran jumbo cukup seribu dua ratus lima puluh atau lima ribu dapat empat lembar. Sedangkan yang ekonomis dua ribu dapat tiga buah.Â