Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Faisal Basri, Buah Pikirnya Menjadi Pedoman Kebangsaan "The Indonesian Way"

6 September 2024   13:24 Diperbarui: 6 September 2024   14:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Faisal Basri sedang membela serikat pekerja dalam persidangan terkait pengupahan (dok FSP LEM SPSI)

Faisal Basri meninggal dunia, menimbulkan duka yang mendalam bagi para aktivis pekerja/buruh, mahasiswa dan aktivis pro demokrasi di Indonesia. Faisal Basri adalah intelektual publik yang selalu memberikan pedoman kebangsaan "the Indonesian Way".

Ekonom kelahiran Bandung pada 6 November 1959 ini tidak pernah menolak jika diundang atau dimintai tolong untuk memberikan pengarahan atau melakukan orasi saat kaum buruh sedang unjuk rasa. 

Dia juga sering menjadi pembela atau saksi ahli di pihak serikat pekerja jika terjadi sengketa hubungan industrial atau sengketa pengupahan. 

Saat kaum buruh melakukan perlawanan terhadap UU Cipta Kerja, Faisal Basri menjadi nara sumber utama bersama para akademisi lainnya.

Sangat banyak tulisan atau artikel Faisal Basri yang tersebar dalam berbagai media dan forum seminar. Semua itu telah menjadi bunga rampai pedoman kebangsaan The Indonesian Way. 

Artikelnya selalu bernas, analitis dan akurat saat membedah berbagai persoalan bangsa. Memihak kepentingan rakyat menjadi ciri khas tulisan Faisal Basri. 

Baginya kepentingan bangsa Indonesia adalah segalanya dan mesti ditempatkan paling atas jika membahas tentang sumber daya alam (SDA) bangsa yang kini tengah dikeruk besar-besaran oleh asing. Seperti masalah pertambangan minerba ( mineral dan batubara ).

Tulisan dan pendapat Faisal Basri terkait usaha pertambangan yang dilakukan oleh pihak asing dan cenderung merugikan bangsa Indonesia kedepan menjadi pedoman publik dan menambah khazanah ilmu pengetahuan. 

Faisal sangat gigih mempertahankan prinsipnya dan tidak bisa dirayu oleh kapitalis komprador. Keteguhan jiwa dan daya kritisnya menjadi pupuk demokratisasi di Indonesia.

Ibu Pertiwi sangat kehilangan putra terbaiknya. Ilmuwan yang bernafas kerakyatan. Selain sebagai ekonom jempolan, Faisal merupakan sosok profesional yang memiliki idealisme yang tinggi dan mampu mempertahankan adagium jati diri seorang profesional. Yakni "I am what I am". Sebagai seorang profesional murni dirinya mampu mengatasi segala godaan transaksional dalam teritori politis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun