Selain dengan kapal selam pengawasan bawah air dapat diperkuat dengan adanya kemampuan teknologi akustik sebagai sistem penginderaan bawah air yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyusupan objek asing maupun mengawasi pergerakan kapal selam asing dengan mendeteksi ulakan yang ditimbulkan oleh kapal selam.
Ulakan kapal selam memiliki pola gelombang vertikal yang stabil dan berlangsung dalam durasi panjang. Selain itu kapal selam dapat diidentifikasi keberadaanya dari suhu panas yang dihasilkan oleh karena spesifikasi kapal selam yang menggunakan tenaga nuklir.
Pemerintah selama ini telah mengucurkan dana yang cukup besar untuk pengadaaan kapal selam dan alih teknologinya. Alih teknologi kapal selam selama ini dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri pembangunan kapal, yakni PT PAL. BUMN ini ditugaskan pemerintah untuk menjadi lead integrator dalam hal program alih teknologi dan pembangunan kapal selam yang bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan.
Sekedar catatan UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Dalam pasal 11 disebut, lead integrator pada industri pertahanan adalah BUMN. Khusus untuk TNI AL adalah PT PAL Indonesia. Komisi I DPR RI telah mengkritisi joint project kapal selam dengan Korsel. Proyek itu telah memperoleh PMN sebesar 1,5 triliun rupiah pada tahun 2015 lalu. Pada tahun itu PT PAL Indonesia mendapatkan PMN 1,28 triliun rupiah.
Strategi kelautan merupakan metoda yang digunakan negara dalam memelihara atau meningkatkan kekuatan laut dan bagaimana negara tersebut menggunakannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam masa damai dan masa perang. Strategi kelautan pada saat ini membutuhkan kapal selam dalam jumlah yang cukup, utamanya untuk menjaga alur laut dan selat strategis.
Bidang intelijen maritim sangat tergantung dengan kapal selam. Peran intelijen maritim sangat penting untuk mengamankan jalur perhubungan, menjaga kedaulatan hingga mengelola sumber daya alam, Tingkat intelijen maritim harus segera dibenahi sehingga mencapai kemampuan surveillance yang tangguh.
Kemampuan peperangan laut dan kesiapan operasi laut pada saat ini harus bisa diubah menjadi operasi non perang yang mampu mendukung penegakkan kedaulatan dan hukum di laut. Menurut doktrin AT.Mahan kemampuan untuk mengamankan jalur perhubungan sendiri dan kemampuan mengendalikan jalur perhubungan laut yang digunakan lawan merupakan faktor utama atau sebagai kunci bagi penguasaan laut.
Dalam bukunya yang berjudul The Influence of Sea Power Upon History, Mahan menyatakan bahwa untuk menjadikan bangsa yang besar harus dapat menguasai kepentingan-kepentingannya di laut dan membutuhkan angkatan laut yang kuat untuk melindungi dan meningkatkan kepentingan bangsa yang lebih luas. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H