Saatnya Ilham Akbar Habibie Maju, Jabar Perlu Gubernur Berjiwa Inovatif
Partai Nasdem meminta kesediaan putra sulung Presiden ke-3 RI BJ.Habibie yakni Ilham Akbar Habibie (IAH) untuk maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat dalam Pilkada 2024 mendatang. Nama IAH sangat istimewa, pasalnya belum ada nama-nama yang selama ini disebut sebagai calon Gubernur Jabar yang memiliki reputasi dan kompetensi yang lengkap seperti dirinya. Potensi IAH untuk memenangi Pilkada Jabar cukup tinggi, karena warga Jabar perlu gubernur yang berjiwa inovatif untuk mengatasi tantangan ke depan.
Reputasi dan kompetensi IAH sudah luar biasa, tinggal membuat marketing politik dan sosialisasi ke warga Jabar. Kiprah dan pengalaman IAH sangat lengkap. Pernah ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengembangan Bandung Smart City oleh Ridwan Kamil. IAH juga memiliki pengalaman internasional yang sangat mumpuni yang mampu menghimpun diaspora Indonesia di luar negeri yang sangat berguna untuk membangun Jawa Barat ke depan. Pengalaman di KADIN dan sebagai pelaku bisnis sangat tepat untuk mewujudkan transformasi industri dan mengatasi kesenjangan pembangunan di Jabar. Utamanya kesenjangan wilayah utara dan selatan. IAH diyakini mampu menarik investasi di Jabar lebih besar lagi. Terutama untuk investasi yang berbasis Iptek dan banyak menyerap tenaga kerja terampil dan ahli.
Dalam dunia politik dan sosial, sosok IAH punya berpengaruh dalam ormas besar ICMI dan giat berkiprah dalam ekonomi syariah, hal ini sangat cocok dengan psikososial warga Jabar. Apalagi ayahnya, BJ Habibie memiliki akar yang kuat di Jawa Barat, khususnya di Bandung Raya.
IAH lahir di Kota Aachen, Jerman, 16 Mei 1963. Menikah dengan Insana Ilham Habibie dan sudah dikaruniai tiga orang anak. Meskipun belum pernah menduduki jabatan kepala daerah, namun dia memiliki kemampuan untuk memperbaiki tata kelola program dan birokrasi pemerintah daerah. Itulah kenapa Ridwan Kamil membentuk Dewan Pengembangan Bandung Kota Cerdas ( Bandung Smart City) yang beranggotakan akademisi, pelaku bisnis, pejabat pemkot dan dari unsur pemuda. Ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengembangan Bandung Smart City adalah Ilham Akbar Habibie.
Tim Dewan Pengembangan itu bertugas merumuskan cetak biru dan konsep Bandung Smart City (BSC) yang merupakan konsep kota berbasis teknologi yang diintegrasikan pada pelayanan publik untuk mencerdaskan warga dan kotanya. Konsep pengembangan berbasis teknologi seperti halnya Silicon Valley di Amerika Serikat.
Dewan BSC juga dituntut untuk menyusun sistem inovasi daerah yang relevan dengan perkembangan jaman. Potensi sumber daya manusia dan ragam kebudayaan di Bandung sangat memungkinkan menjadi lahan subur untuk tumbuhnya proses inovasi. Juga bisa merupakan potensi yang sangat besar untuk berbagai produk inovatif. Sayangnya, kebijakan inovasi daerah selama ini belum dijalankan secara sungguh-sungguh. Kebijakan inovasi daerah acapkali tidak pragmatis alias hanya di awang-awang.
Publik menaruh harapan kepada IAH untuk menggenjot kapasitas inovasi di kota Bandung dan kota-kota lain di Jawa Barat. Sehingga produk dan inovasi mampu menembus pasar global secara konsisten. Untuk menembus pasar dibutuhkan strategi diferensiasi produk dan tidak perlu berorientasi cost leader. Hal itu sejalan dengan pendapat pakar manajemen industri Michael Porter, yang menyatakan bila suatu produk tidak bisa menjadi cost leader, maka jadilah diferensiator. Dengan demikian, untuk mengelola produk inovatif maka strategi diferensiasi bisa menjadi daya saing yang sulit untuk ditiru oleh produk dari negara lain.
Strategi diferensiasi terhadap produk inovasi karya warga Jabar mampu dijalankan oleh gubernur yang berjiwa inovatif. Untuk membuat faktor diferensiasi yang paling penting dan mendasar adalah aktivitas pelatihan masyarakat untuk membuat produk inovatif. Jika Gubernur berjiwa inovatif terpilih, maka pemerintah daerah akan didorong menyediakan ruang kreatifitas yang memadai untuk warganya. Yang bisa menumbuhkan kreatifitas warga dan mengajarkan proses desain yang benar.