Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lakon Tapera

30 Mei 2024   19:09 Diperbarui: 30 Mei 2024   19:27 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi Lakon Tapera (sumber : shutterstock.com via KOMPAS com)

Lakon Tapera

Tapera oh tapera
Mestinya terlahir sebening kaca
Bukan diatas derita kaum pekerja
Ketika dusta sedang berkuasa

Bertopeng arisan rumah, dipuja calo tanah
Digempur massa yang marah, belangnya tak bisa dibantah
Gaya komunikasi penguasa makin parah
Setelah perkara uang kuliah kena sumpah serapah, kini tapera kakinya patah

Penguasa tengah susun kata, agar tapera masih dipercaya
Ditata supaya gaya komunikasi semanis gula
Orang bijak bersabda, mestinya pakai temulawak saja
Sekalipun pahit namun sehatkan tubuh bangsa.

Wahai pengelola tapera, jangan lupa konsumsi fakta
Karena fakta lebih kuat daripada pasukan bersenjata.
Janganlah engkau sembunyikan fakta,
Jangan putar balikkan fakta demi citra penguasa

Wahai pengelola tapera
Apakah kau dengar jeritan pekerja yang terluka
Lukanya masih menganga akibat undang-undang cipta kerja
Pekerja dilemahkan posisinya, mudahnya putusan PHK dimana-mana

Tapera oh tapera
Ternyata pengelola bilang program tak bisa diterapkan
Tanpa aturan teknis menteri keuangan dan tenaga kerja.
Gagal susun aturan besaran simpanan peserta.

Postur badan pengelola juga tak luput pro kontra
Kudengar esok lusa rapat koordinasi di istana
sekedar susun narasi komunikasi massa
Lalu gelar konferensi pers bersama.

Tapera oh tapera
Penyelenggara negara dilanda darurat komunikasi massa
Akankah gelombang unjuk rasa kepung kantor penguasa
Baiknya kita tunggu saja

Rancaekek, 30 Mei 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun