Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bus Pariwisata Kenapa Sering Kecelakaan?

11 Mei 2024   23:44 Diperbarui: 11 Mei 2024   23:53 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus pariwisata Putera Fajar kecelakaan di turunan Ciater Subang ( Sumber : iNews TV / Yudy Heryawan Juanda)

Perusahaan bus harus menerapkan Safety Management System yang meliputi operasional kendaraan, maintenance, dan juga manajemen perusahaan. Perusahaan dilarang menugaskan pengemudi lanjut usia (lansia). Serta menyediakan pengemudi pengganti untuk rute antar kota yang waktu mengemudi per-harinya lebih dari 8 jam.

Faktor teknis penyebab kecelakaan bus sebagian besar disebabkan oleh tidak berfungsinya sistem pengereman. Kebanyakan bus sekarang memakai sistem pengereman Pneumatic-hydraulic (tekanan angin/kombinasi fluida).

Sistem diatas acap kali mengalami kegagalan fungsi akibat komponen yang tidak standar. Menyebabkan terjadinya retak rambut pada tromol. Standar celah jarak antara kampas dengan tromol yang normal adalah sebesar 0.7 milimeter. Kecelakaan bisa terjadi jika celah melebihi 2.5 milimeter. Adanya celah yang cukup besar antara tromol dengan kampas rem mengakibatkan ketika pedal rem diinjak akan menyebabkan banyaknya discharge berlebihan dari sistem pengereman yang dilakukan. Akibatnya untuk durasi pengereman yang dilakukan terlalu lama, akan menurunkan daya cengkram rem.

Selain kondisi bus yang sering mengalami kegagalan pengereman, juga perlu dibenahi infrastruktur jalan yang bermasalah. Seperti kontur tanjakan yang sering menjadi penyebab kecelakaan. Setiap sudut kemiringan tanjakan jalan harus segera dibenahi.

Hingga kini kinerja infrastruktur jalan raya non-tol masih jauh dari harapan masyarakat. Hampir semua kategori, dari jalan nasional, provinsi, kabupaten, hingga jalan desa kondisinya mengalami kerusakan. Data dari Bepekin ( Badan Pembinaan Konstruksi dan Investasi ) menunjukkan bahwa rata-rata masa pelayanan infrastruktur jalan hanya sekitar 50 persen dari umur rencana. Langkah mendasar dalam mewujudkan infrastruktur jalan yang berkualitas adalah peningkatan kegiatan pengendalian mutu oleh tim pengawas. Namun, hingga kini pengawasan tetap saja tidak efektif dan asal-asalan.

Yang paling riskan terkait dengan kompetensi adalah para pengemudi bus pariwisata. Dimasa mendatang untuk mencegah terjadinya kecelakaan bus di jalur wisata dibutuhkan inovasi teknologi yang bisa mendeteksi perubahan perilaku berkendara, seperti kecepatan yang mulai tidak stabil atau sering melenceng dari jalur.

Inovasi itu dilengkapi sensor yang memudahkan pengemudi untuk mengontrol kendaraannya. Ketika tanpa sadar mulai melenceng dari jalur atau bahkan sampai menginjak marka jalan, isyarat akan langsung muncul dan berkedip-kedip di dashboard. Teknologi bus di negara maju telah dilengkapi teknologi yang mampu melakukan koreksi dengan segera. Bahkan sebelum terasa getaran saat roda menginjak marka kejut. Mekanisme dorongan setir untuk kembali ke lajur yang benar, benar-benar meningkatkan jaminan keselamatan berkendara.

Sensor untuk mendeteksi rambu-rambu juga sudah begitu canggih. Di Eropa, batas kecepatan di jalan tol selalu berubah. Dan secara real time sensor otomatis yang ada di kamera depan bus akan membaca dan meng-update petunjuk batas kecepatan. Ketika laju kendaraan melampaui batas aman, lagi-lagi akan muncul indikator di dashboard yang mengingatkan pengemudi untuk menurunkan kecepatan. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun