Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketahanan Air Indonesia Masih Lemah, Infrastruktur Pengairan Masih Kerdil

22 Maret 2024   09:52 Diperbarui: 22 Maret 2024   10:07 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketahanan Air Indonesia Masih Lemah, Infrastruktur Pengairan Masih Kerdil 

Peringatan Hari Air Sedunia 22 Maret patut direnungkan oleh segenap bangsa. Ketahanan sumber daya air sangat menentukan ketahanan pangan suatu bangsa.  tetes air memiliki arti penting ketika populasi dunia meningkat pesat dan kekurangan air menjadi masalah yang sangat serius. Pembangunan infrastruktur pengairan oleh bangsa-bangsa di dunia sungguh luar biasa. Jika kita melihat visi pengairan bangsa Tiongkok yang luar biasa, terlihat visi pengairan Indonesia ternyata masih kerdil. Kita masih terbelakang dalam pembangunan infrastruktur pengairan. Bahkan sistem irigasi saat era kolonial Belanda dulu beberapa hal tentang pengairan ternyata lebih baik.

Indonesia tergolong masih lemah dalam pembangun infrastruktur pengairan. Padahal. potensi sumber daya air kita tergolong lima besar dunia. Ironisnya sebagai bangsa mengaku sebagai negara agraris justru kurang visioner dalam membangun infrastruktur pengairan. Baik untuk sanitasi rumah tangga, peternakan, perikanan, industri maupun untuk pertanian. Kini perkembangan dunia semakin menuju kepada sistem irigasi pertanian yang menyalurkan air secara langsung ke akar tumbuhan dengan jumlah yang pas.

Hari Air Sedunia tahun ini harus dijadikan momentum agar masyarakat semakin menyadari betapa berharganya sumber daya air dan bagaimana penggunaan dan pengelolaan air secara efisien. Teknologi irigasi yang didukung oleh bendungan merupakan solusi untuk menghadapi kekeringan dan cara yang tepat untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

Pembangunan bendungan merupakan upayanya untuk memaksimalkan tabungan air hujan. Selain bendungan, embung penampung air juga harus banyak dibangun dengan peruntukan utama untuk mengairi lahan pertanian. Pembangunan bendungan tidak hanya ditujukan untuk keperluan penampungan air saja namun bersifat multifungsi. Yakni untuk pembangkit listrik, pengendalian banjir, perikanan, dan rekreasi.

Betapa pentingnya pendayagunaan tetes-tetes air untuk menumbuhkan tanaman. Patut kita renungkan arti setetes air yang luar biasa kegunaannya. Kisah itu berawal di tahun 1930-an, di tengah gurun Negev. Seorang insinyur pengairan bernama Simcha Blass menemukan fenomena penting. Ia memperhatikan bahwa satu pohon di tanahnya tampaknya bertumbuh lebih cepat daripada tanaman di sekitarnya. Ternyata ada pipa air yang bocor dekat pohon tersebut sehingga mengairi tanah di sekitarnya, setetes demi setetes dalam waktu yang teratur. Lalu Blass mulai berinovasi dan akhirnya berhasil menciptakan sistem irigasi tetesan yang terkenal hingga kini. Sistem ini dikembangkan di gurun pasir Tiongkok sehingga negeri ini mampu memproduksi pangan untuk rakyat yang jumlahnya terbesar di dunia. Bahkan kelebihan produknya bisa diekspor.

Ilustrasi  peringatan Hari Air Sedunia setiap 22 Maret.(sumber : Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong)
Ilustrasi  peringatan Hari Air Sedunia setiap 22 Maret.(sumber : Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong)

Makna Besar Hari Air

Hari Air Sedunia atau World Water Day diperingati setiap tanggal 22 Maret. Hari Air Sedunia dicetuskan pada saat United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) atau Konferensi Bumi oleh PBB di Rio de Janeiro pada 22 Desember 1992. Mulai 1993 World Water Day diperingati untuk pertama kalinya dan terus bergulir setiap tahun. Penyediaan dan pengeloaan air telah menjadi masalah serius bagi dunia. Kondisi seluruh bangsa telah mengalami penurunan kemampuan penyediaan air, terutama air untuk irigasi pertanian. Salah satu faktor penyebab adalah menurunnya muka air tanah dan naiknya temperatur permukaan bumi. Permukaan air tanah di negara produsen pangan besar seperti Tiongkok, India, Brasil, Amerika Serikat dan Indonesia menurun setiap tahun. Tiongkok bagian utara setiap tahun terjadi penurunan air tanah yang cukup serius. Kondisi diatas menyebabkan penurunan kemampuan irigasi untuk pertanian.

Indonesia memiliki potensi sumber daya air nomor lima terbesar di dunia. Menjadi keharusan bagi pemerintahan mendatang untuk menambah dan memperbesar daya dukung bendungan untuk penyediaan air irigasi, sanitasi, pembangkit listrik dan industri. Sekedar catatan daya dukung bendungan terhadap penyediaan air irigasi hingga 2022 baru mencapai sekitar 18 persen dari total kebutuhan untuk lahan beririgasi. Oleh sebab itu pemerintah mesti memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur bendungan. Pembangunan bendungan dari skala besar hingga menengah dan kecil menjadi prioritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun