Mbak Uni bercerita dalam waktu dekat ini akan diadakan kegiatan bersama terkait Danau ISTN yang melibatkan segenap civitas akademika, yakni Rektorat, dosen,mahasiswa dan tentunya Grup Pecinta Alam Aesthetica serta kelompok kegiatan olah raga air seperti dayung yang selama ini telah eksis di Kampus perguruan tinggi swasta tertua di Indonesia yang didirikan oleh Prof. Dr. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo. Seorang pejuang bangsa, perintis Teknik Sipil di Indonesia dan ahli beton terkemuka.
Menurut Mbak Uni, kegiatan diatas terkait dengan peringatan Hari Air Sedunia atau World Water Day yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2024. Tujuan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan Hari Air untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian warga dunia terhadap pentingnya air bagi kehidupan.
Hari Air Sedunia dicetuskan pada saat United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) atau Konferensi Bumi oleh PBB di Rio de Janeiro pada 22 Desember 1992. Mulai 1993 World Water Day diperingati untuk pertama kalinya dan terus bergulir setiap tahun.
"Indonesia yang diberi karunia hujan dengan intensitas yang tinggi mestinya itu bisa menjadi tabungan air. Bukan justru menjadi bencana banjir. Menabung air hujan harus menjadi perhatian nasional," kata Mbak Uni.
Sebagai seorang akademisi yang sangat peduli terhadap lingkungan Mbak Uni bersama segenap civitas akan fokus menjadikan Danau ISTN sebagai ikon ekosistem green university. Danau ISTN yang dikelilingi oleh gedung berbagai fakultas itu mesti dijaga ekosistemnya, baik terhadap mata air, mutu baku air, pepohonan di pinggirnya, hingga aneka satwa seperti burung, biawak, ular dan ikan.
Menurut Mbak Uni, menjaga, melestarikan dan menggunakan Danau ISTN untuk kegiatan akademik dan kemahasiswaan searah dengan visi dan misi Kemendikbud Ristek terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Menekankan Education for Sustainable Development (ESD) yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pembangunan berkelanjutan dalam menghadapi ancaman global.
Greenmetric Berbasis Kearifan Lokal
Kemendikbud Ristek tengah giat membangun kesadaran tentang ESD. Pendidikan tinggi diadakan program kampus hijau seperti mewujudkan Reduce, Reuse, Recycle (3R), bike to campus, dan greenmetric untuk mengukur prestasi kampus dari seberapa hijau kampus tersebut. Greenmetric berbasis kearifan lokal perlu ditingkatkan dengan cara mendorong kampus dan Masyarakat sekitarnya agar memiliki kesadaran untuk memilah sampah, menghemat air, dan mengelola lingkungan dengan baik.
Menurut Rivira, perlu pendekatan yang berbasis pendidikan untuk mengatasi persoalan air. Pendekatan ini menekankan kaidah Ekohidrologi. Yang bertujuan mencari solusi yang tidak hanya persoalan teknis, melainkan penyelesaian permasalahan secara luas melalui kebijakan sumber daya air yang berkelanjutan. Perlu menata kompetensi sumber daya air, dari tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Irigasi hingga perguruan tinggi. Selain itu perlu juga pengayaan kurikulum di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan materi yang terkait dengan air. Agar budaya pemuliaan air tumbuh pada anak-anak.