Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Prospek Penyiaran Olahraga, Kreator Konten, dan Transformasi Stadion

27 Februari 2024   12:26 Diperbarui: 28 Februari 2024   23:16 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat konten olahraga (sumber gambar : parapuan.co)

Prospek Penyiaran Olahraga, Kreator Konten dan Transformasi Stadion

Industri penyiaran olahraga perlu meneguhkan transformasi bisnisnya. Apalagi konten olahraga di sosial media juga berkembang pesat. Kreator konten olahraga baik yang berbentuk, artikel, foto, podcast dan video telah mendapatkan perhatian publik yang luar biasa. Penataan stadion olahraga di tanah air, baik dalam hal pembangunan stadion baru, renovasi stadion lama dan kegiatan audit stadion perlu diikuti dengan pemberian peran yang lebih besar terhadap kreator konten olahraga, industri penyiaran, maupun kepada pendidikan atau training terkait dengan dunia penyiaran olahraga.

Penyiaran khususnya olahraga perlu menyiapkan strategi yang tepat. Industri olahraga merupakan salah satu segmen terpopuler di dunia. Dibutuhkan teknologi yang bisa menyempurnakan tingkat kepuasan penonton dalam stadion olahraga. Bahkan, stadion olimpiade di beberapa negara maju telah dirancang dengan teknologi yang memungkinkan penonton melakukan wisata virtual tiga dimensi di beberapa sisi stadion.Semua itu kurang afdol jika tidak disertakan dengan memberikan ruang dan insentif kepada kreator konten olahraga sehingga menjadikan stadion sebagai pusat aktivitas untuk memproduksi konten olahraga yang ideal.

Langkah pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur olahraga kebanyakan kurang terencana dengan baik. Dari segi pembiayaan maupun teknisnya. Perlu skema pembiayaan infrastruktur olahraga, khususnya stadion sepak bola yang lebih efektif dan menguntungkan. Baik dalam bentuk kerjasama dengan pihak swasta dengan skema joint ventures maupun build operate and transfer agreement. Untuk mewujudkan semua itu butuh daya tarik publik setiap harinya meskipun tidak ada turnamen atau kompetisi. Disinilah perlu peran kreator konten olahraga yang bisa menghidupkan suasana.

Fotografer olahraga beraksi dengan berbagai kamera.(sumber gambar : KOMPAS/IWAN SETIYAWAN)
Fotografer olahraga beraksi dengan berbagai kamera.(sumber gambar : KOMPAS/IWAN SETIYAWAN)

Memetik pengalaman Piala Dunia dan Asian Games yang lalu menunjukkan bahwa ajang bergengsi di dunia olahraga ini dapat menarik perhatian khalayak luas yang tentunya memberikan peluang unik bagi brand untuk meningkatkan visibilitas dan meraih audiens lebih luas. Perlu strategi pemasaran konten jangka pendek dan panjang yang diterapkan brand agar tetap relevan dengan audiens mereka. Transformasi bisnis penyiaran olahraga terlihat, di masa lalu pertandingan olahraga terpusat saat menyaksikan pertandingan secara langsung atau dengan menonton siaran dari televisi. Teknologi digital mengubah siapa pun dapat menikmati live streaming dan konten di media sosial.

Dalam pemasaran konten olahraga, tidak ada satu tolak ukur yang cocok untuk semua. Namun, secara general, brand harus selalu konsisten berkreasi dan berinovasi dalam membuat konten olahraga. Industri olahraga yang memiliki layanan digital streaming service mengalami lonjakan pelanggan karena jadwalnya yang fleksibel. Perlu transformasi dan pengembangan penyiaran olahraga sesuai dengan kondisi terkini. Penyelenggaraan event olahraga dengan biaya besar, baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung mestinya juga menghasilkan output yang berarti bagi bangsa. Output tersebut selain berupa pembangunan karakter bangsa, juga harus menjadi entitas ekonomi, industri dan sektor penyiaran dengan nilai tambah signifikan.

Industri olahraga berpotensi untuk menambah devisa negara dan membuka lapangan kerja. Perlu terobosan kebijakan dan inisiatif model bisnis luar biasa terkait dengan industri olahraga. Sudah ada landasan hukum terkait dengan pengembangan industri olahraga, yakni Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN).Sayangnya implementasi undang-undang tersebut belum optimal. Dalam UU SKN dijelaskan bahwa industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk produk barang dan atau jasa. Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi, diperjualbelikan, dan atau disewakan untuk masyarakat.

Industri olahraga juga dapat berbentuk jasa penyiaran kegiatan cabang olahraga sebagai produk utama yang dikemas secara profesional yang meliputi; kejuaraan nasional dan internasional, pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional, promosi, eksibisi, dan festival olahraga; atau keagenan, layanan informasi, dan konsultasi keolahragaan.

Tidak bisa dimungkiri bahwa industri olahraga selain bisa memberikan nilai tambah berarti juga telah memperluas lapangan kerja dan menambah ragam profesi masyarakat. Salah satu contoh negara yang berhasil mengembangkan profesi dan industri olahraga adalah Korea Selatan. Perlu belajar dari Korea Selatan terkait dengan pengembangan profesi keolahragaan disana. Perguruan tinggi di sana, seperti Institut Sport Science Korea sangat serius mengembangkan job description terkait dengan keolahragaan beserta turunannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun