Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Susu Gratis, Inovasi Harga Radikal atau Gombal Mukiyo?

7 Januari 2024   00:45 Diperbarui: 7 Januari 2024   00:47 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GRATIS saat tahun politik menjadi mantra sakti yang bisa menggoyang psikografis masyarakat yang senantiasa penasaran menunggu kejutan. Kampanye Pemilu 2024 diwarnai dengan gembar-gembor politisi terkait dengan program gratis. Apakah program tersebut memiliki landasan teori yang kuat terkait dengan inovasi harga radikal, atau cuma gombal Mukiyo ?

Gratis oh gratis, dalam kampanye pemilu ada yang bikin janji susu gratis, makan siang gratis, internet gratis dan program gratis lainnya. Program tersebut menimbulkan polemik seru di tengah masyarakat. Bermacam platform sosial media dipenuhi dengan konten yang diwarnai dengan tetek bengek susu dan makan siang gratis.

Banyak pihak yang mempertanyakan rasionalitas gratis tersebut apakah memiliki landasan teori yang kokoh atau sekedar bualan kampanye yang kata orang Jawa Timur daerah Mataraman disebut dengan istilah "gombal Mukiyo". Istilah tersebut bisa diartikan sebagai bualan seseorang yang kurang masuk akal atau terkandung kebohongan. Gombal Mukiyo ! juga merupakan ungkapan masyarakat sehari-hari ketika sedang kecewa karena merasa tertipu pilu.

Gratis oh gratis, ternyata ada teorinya yang merupakan inovasi harga radikal yang diprediksi bisa mengubah masa depan tatanan sosial ekonomi. Keniscayaan, Indonesia membutuhkan inovator berbagai bidang yang mampu berimajinasi, berinovasi dan melihat dengan mata baru terkait dengan program gratis dalam konteks kekinian dengan landasan rasionalitas yang kokoh berbasis teknologi dan teori ekonomi.

Globalisasi terus melahirkan formula bisnis global yang menjadi tren karena menawarkan layanan gratis. Chris Anderson dalam buku best seller-nya berjudul "Free" menyebutkan bahwa gratis adalah harga radikal yang akan mengubah masa depan. Hal itu terbukti pada Facebook dan Google. Dimana kedua layanan tersebut menyediakan layanan gratis kepada pelanggan. Andai saja mereka mensyaratkan pengguna untuk membayar layanannya sejak awal berdiri, mungkin kedua perusahaan tersebut tidak akan bisa sebesar saat ini. Tak bisa dimungkiri, gratis dalam konteks tersebut adalah mantra untuk memenangkan kompetisi dan bisnis era digital pada masanya.

Ternyata mantra gratis pernah sukses menjadi strategi pembangunan dan gaya manajemen Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ada fenomena psycho economic yang sangat menarik terkait dengan strategi dan gaya manajemen gubernur tersebut. Ditangan Gubernur itu semakin banyak hal yang menjadi gratis. Itu terbukti dari pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan rakyat, surat kependudukan, dan lain sebagainya. Bahkan event yang dulunya sangat elitis dan berbayar, digratiskan untuk rakyat. Taman hiburan, tempat rekreasi dan festival kebudayaan digratiskan.

Jika dikaji lebih dalam dari aspek psycho economic kontemporer, inisiatif gubernur diatas tidak hanya sekedar gratis. Namun bermakna lebih dari gratis atau disebut dengan konsep "Cheaper than Free". Hal itu menurut saya telah melampaui teori Chris Anderson dalam bukunya berjudul Gratis. Buku tersebut telah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Sebelumnya Chris Anderson membuat buku best seller berjudul The Long Tail.

Dari segi ekonomi perkotaan, langkah seorang gubernur untuk menggratiskan berbagai layanan, hiburan, dan paket wisata telah membuahkan prospek dan keuntungan yang luar biasa. Dari sisi rakyat, inisiatif gratis itu membuat rakyat semakin terhibur dan terpompa semangatnya untuk lebih berbudaya dan berjiwa kreatif. Dari sisi pelaku UMKM, kebijakan gratis dalam hal tempat usaha juga disertai dengan berbagai bantuan pembiayaan. Begitu juga dengan para pelaku industri kreatif dan seniman, pemberian ruangan dan insentif untuk berkreasi akan menghasilkan devisa berganda dikemudian hari. Konsepsi gratis dari aspek investasi dan industri pariwisata juga membuat semakin menggiurkan bagi para investor dan wisatawan mancanegara.

Mantra gratis semakin diakselerasi oleh menjamurnya perusahaan rintisan atau startup yang membangun platform dan plank yang lebih kolaboratif dan mampu merangkul konsumen secara efektif.

Jika ada capres dan cawapres yang memiliki program gratis untuk rakyat, maka hal itu membutuhkan platform yang tepat. Menerapkan teori gratis tidak bisa dilaksanakan begitu saja. Perlu kapasitas inovasi nasional maupun inovasi daerah yang diarahkan untuk menciptakan platform yang searah dengan perkembangan ekonomi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun