Sesar Cileunyi-Tanjungsari Menggeliat, Giatkan Mitigasi Bangunan Akrab Gempa
Pada penghujung tahun 2023 penulis dikejutkan dengan 3 kali gempa bumi. Ternyata gempa itu disebabkan oleh aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang lokasinya tidak begitu jauh dengan rumah penulis.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,8 mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada malam jelang tahun baru 2024. Sebelumnya, gempa bumi ini diawali oleh dua gempa bumi pembuka (foreshock) berkekuatan M 4,1 yang terjadi pada pukul 14.35 WIB dan M 3,4 pada pukul 15.38 WIB. Berdasarkan hasil analisa Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi -Tanjungsari.
Jalur Cileunyi ( Kabupaten Bandung ) menuju Tanjungsari ( Kabupaten Sumedang ) saat ini telah dipenuhi oleh permukiman, gedung-gedung, pabrik serta infrastruktur publik. Di Jatinangor ada sejumlah kampus perguruan tinggi seperti Universitas Padjadjaran, ITB, IPDN, IKOPIN dan lain-lain. Bangunan kost mahasiswa, mall, tempat wisata dan perumahan terus bertambah memadati sepanjang jalur Cileunyi Sumedang. Adanya jalan tol Cisumdawu semakin membuat kawasan ini tumbuh semakin pesat dibandingkan dengan di kawasan Bandung Raya lainnya.
Geliat sesar Cileunyi-Tanjungsari harus menyadarkan semua pihak pentingnya mitigasi bencana gempa bumi, terutama mitigasi bangunan yang bisa akrab dengan gempa. Karena penulis melihat masih banyak rumah penduduk dan bangunan publik yang dibuat begitu saja tanpa memperhitungkan risiko bencana gempa bumi. Masih banyak bangunan yang rentan terlebih letaknya di tanah yang labil dan rawan longsor.
Perlu pencerahan dan pembelajaran publik terkait dengan potensi gempa bumi akibat aktivitas Sesar Cileunyi -- Tanjungsari. Pengalaman pahit gempa Cianjur tahun lalu yang memakan banyak korban jiwa mesti dijadikan pelajaran.
Eksistensi Sesar Cileunyi-Tanjungsari selama ini kurang populer atau terdengar asing bagi masyarakat di Bandung Raya. Publik lebih sering mendengar Sesar Lembang.Sehingga mitigasinya lebih diutamakan. Merujuk penelitian Pusat Survei Geologi pada 2008, di bagian timur laut Cekungan Bandung ditemui adanya Sesar Cileunyi-Tanjungsari.
Menurut artikel dalam Majalah Vulkanologi dan Bencana Geologi (PVMBG) Volume 14, Nomor 2 Tahun 2020 disebutkan bahwa Sesar Cileunyi Tanjungsari mulai menjadi perhatian publik dan para ahli kebumian sejak munculnya serangkaian guncangan tanah yang terjadi mulai 19 April 2010 hingga 10 Mei 2010.
Saat itu guncangan yang kemudian disimpulkan sebagai gempa bumi tersebut melanda Kampung Babakansirna, Tanjungsari Permai Desa Raharja, Kampung Gordah Desa Margajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Sejak saat itu lokasi guncangan tersebut dikaitkan dengan aktivitas sesar aktif yaitu sesar Cileunyi-Tanjungsari.