Kinerja ASDP dan Mimpi Ferry Kereta Api
Resolusi untuk 2024 publik berharap agar otoritas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP ) tidak hanya fokus terhadap penyeberangan utama karena masih banyak poros yang rawan. Perlu terobosan untuk mewujudkan ferry kereta api agar sistem konektivitas semakin efektif.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah menyiapkan langkah antisipasi pelayanan penyeberangan kapal ferry di seluruh operasional pelabuhan khususnya lintasan utama Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Diharapkan ASDP menyiapkan sejumlah skenario dalam mengantisipasi cuaca ekstrim, diantaranya pengoperasian kapal berukuran besar demi mendukung layanan yang aman dan lancar kepada pengguna jasa. ASDP jangan hanya fokus menangani lintas penyeberangan utama karena menghasilkan keuntungan finasial yang besar. Perlu dicatat masih banyak poros penyeberangan di daerah terpencil yang rawan kecelakaan karena cuaca ekstrim.
PT ASDP telah menerapkan regulasi radius batasan pembelian tiket online kapal ferry pada 11 Desember 2023 di 4 pelabuhan utama ASDP, yakni Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk. Pemerintah jangan hanya berkonsentrasi menangani arus penyeberang di Pulau Jawa, Sumatera dan Pulau Bali. Kondisi penyeberangan di luar Pulau itu juga butuh perhatian. Terutama bagi mereka yang mudik ke pelosok daerah terpencil.
Jangan hanya fokus pada tujuh lintasan penyeberangan utama (terpantau nasional) selama arus mudik dan balik, yakni, Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Panajam-Kariangau (Balikpapan), Bajoe-Kolaka, dan Tanjung Kelian-Tanjung Api-api.
Sistem pengembangan angkutan penyeberangan nasional idealnya mengikuti pola poros memanjang, penghubung poros dan poros internasional. Konfigurasi poros memanjang: meliputi poros utara, tengah dan selatan yang menghubungkan pulau-pulau arah timur dan barat.
Penyeberangan poros utara dari Sabang sampai Jayapura melalui Pontianak, Nunukan, Manado, Ternate dan Biak. Jaringan poros tengah dari Palembang ke Jayapura melalui Banjarmasin, Ujung Pandang, Kendari, Ambon, Sorong dan Biak. Jaringan transportasi penyeberangan poros selatan dari Sabang sampai Merauke melalui Jakarta, Bali, Bima, Kupang, dan Tual.
Penyeberangan penghubung poros merupakan lintas penghubung simpul aktivitas ekonomi yang terdapat sepanjang poros. Lintas penghubung poros yang terus dikembangkan diantaranya Surabaya - Makassar, Apatuna - Mbai, Bima - Bau-Bau.
Sedangkan poros internasional meliputi lintas penyeberangan antara Indonesia dengan negara-negara tetangga untuk mendukung kerjasama regional dan kutub-kutub pertumbuhan. Untuk mendukung kerjasama regional dan kutub-kutub pertumbuhan, diidentifikasikan lintas penyeberangan yang perlu dikembangkan antara Indonesia dengan negara-negara tetangga antara lain Kupang - Darwin, Medan - Langkawi, Sulawesi Utara - Tawao.