Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Agar Unggul Debat, Belajar pada Kuda Renggong dan John F Kennedy

15 Desember 2023   10:56 Diperbarui: 15 Desember 2023   10:57 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat perdana Capres Pemilu 2024  ( sumber KOMPAS.com )

Selain itu Debat Presiden merupakan klimaks kampanye pilpres. Biasanya tradisi di Amerika melakukan perdebatan sebanyak empat kali masing-masing selama satu jam.

Dalam perdebatan antara JFK dan Nixon masing-masing terlihat begitu percaya diri dan sangat sehat. Sementara dalam tengah waktu, Nixon kelihatan seperti orang hukuman yang lari dari penjara, pucat dan berkeringat, biji matanya tampak bulat-bulat. Sementara JFK terlihat sebaliknya. Sudah barang tentu dalam debat itu JFK berhasil memojokkan lalu merobohkan pernyataan-pernyataan Nixon.

Dalam debat itu Nixon benar-benar ditelanjangi habis-habisan. Apa kiat atau resep dari JFK yang membuat dirinya unggul dalam berdebat. Resep yang bersifat teknis karena JFK mampu melakukan komunikasi politik yang bersifat influencing, dalam arti mampu memberikan motivasi kebangsaan, sementara pernyataan-pernyataan Nixon sebaliknya, yakni terlihat dis-influencing.

Olah komunikasi dari JFK cocok dengan selera rakyat Amerika waktu itu. Selain itu ada faktor non-teknis yang menjadi stimulus kemenangan debat presiden yang dilakukan oleh JFK. Faktor non-teknis itu sangat kontroversial dan mengagetkan. Ini seperti pengakuan Landon Marvin salah seorang tim sukses JFK, bahwa 90 menit sebelum acara perdebatan dimulai JFK selalu melakukan kencan dengan wanita lain.

 

Thomas Paine ( sumber pbslearningmedia.org )
Thomas Paine ( sumber pbslearningmedia.org )

Dengarlah Seksama Suara Publik

Setelah menyaksikan acara perdana Debat Capres pemilu 2024, publik berharap agar debat yang kedua dan seterusnya lebih menarik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu debat selanjutnya diharapkan bisa menarik segmen undecided voter. Lagi-lagi orang bijak berkata,"tak ada guna mengutuk kegelapan, nyalakan perasaan riang gembira".

Meskipun saat ini frustrasi sosial merebak di mana-mana dan deret kasus bunuh diri keluarga semakin panjang namun bangsa ini butuh harapan baru. Butuh perubahan semua lini perikehidupan bangsa, perubahan yang bisa menghalau faktor-faktor yang menekan kesehatan jiwa.

Tak bisa dimungkiri, kini pekerja banyak yang dilanda depresi karena lemah daya beli dan terancam pemotongan gaji hingga pemutusan hubungan kerja. Tidak hanya kaum pekerja yang resah gelisah. Para pengusaha setiap saat didera rasa was-was dampak ketidak pastian dan ancaman resesi. Mereka galau dengan biaya produksi dan operasional yang kian tinggi. Diperparah dengan daya beli masyarakat yang kian merosot.

Wahai Capres dan Cawapres, engkau harus dengar suara ini :


Suara yang keluar dari dalam goa

Goa yang penuh lumut kebosanan

Walau hidup adalah permainan

Walau hidup adalah hiburan

Tetapi kami tak mau dipermainkan

Dan kami juga bukan hiburan

Turunkan harga secepatnya

Berikan kami pekerjaan

Pasti kuangkat engkau

Menjadi manusia setengah dewa

 

Masalah moral, masalah akhlak

Biar kami cari sendiri

Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu

Peraturan yang sehat yang kami mau

Tegakkan hukum setegak-tegaknya

Adil dan tegas tak pandang bulu

(Lagu Manusia Setengah Dewa -- Iwan Fals )


Wahai Capres dan Cawapres, engkau jangan menambah situasi semakin beku, mesti dicairkan lewat olah ketawa. Betapa pentingnya para pimpinan pemerintahan dan perusahaan untuk memiliki kecerdasan dan deposit humor. Sekarang ini faktor humor menjadi penting dalam bidang apapun. Konsultan internasional Hay Group merilis bahwa tipe kepemimpinan atau manajemen yang paling efektif pada era sekarang ini adalah generator humor.

Generator humor telah menjadi trend global, terutama di korporasi yang sudah mapan. Warga dunia butuh transformasi budaya kerja dari yang serba kaku dan terburu waktu, menjadi ruang atau situasi kerja yang nyaman dan mampu berbagi emosi serta empati dari para pemimpin yang diwarnai dengan humor segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun