Surat Terbuka Bella Hadid Sang Pejuang Kemanusiaan
Publik melihat ada kesamaan antara Bella Hadid dan grup musik Bimbo yang sama-sama membuat surat terbuka kepada pemimpin dunia demi kemanusiaan dan terwujudnya perdamaian. Bella tidak takut kehilangan job dan pekerjaan sebagai pesohor kelas dunia.
Usaha supermodel kelas dunia Bella Hadid yang mengunggah surat terbuka untuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk mendesak terjadinya gencatan senjata di Gaza dan Israel patut diapresiasi. Dalam surat itu, tertulis juga sejumlah nama selebritis yang mendukung langkahnya antara lain Andrew Garfield, Ben Affleck, Channing Tatum hingga Dua Lipa.
"Kami hadir bersama sebagai artis dan advokat tapi paling penting sebagai manusia yang menyaksikan hilangnya nyawa dan kengerian yang sedang berlangsung di Israel dan Palestina," bunyi pembuka surat itu.
"Kami minta, sebagai Presiden dari Amerika Serikat, Anda dan Kongres AS melakukan deeskalasi dan gencatan senjata di Gaza dan Israel sebelum ada nyawa lainnya yang hilang. Lebih dari 5.000 orang telah dibunuh satu setengah minggu kemarin," sambungnya.
Supermodel dengan nama lengkap Isabella Khair Hadid, yang lahir di Washington, D.C., Amerika Serikat pada tanggal 9 Oktober 1996 itu layak disebut pejuang kemanusiaan. Dirinya dengan tegas menyatakan bahwa Amerika Serikat memiliki peran vital dalam mengakhiri tragedi kemanusiaan dan kejadian mengerikan akibat serangan bertubi-tubi terhadap rakyat Palestina di Gaza. Dia juga mencatat bahwa saat surat ini ditulis sudah, lebih dari 6.000 bom telah dijatuhkan di Gaza.
Sebagai pejuang kemanusiaan dia menyadari pepatah yang mengatakan, saat kita berlayar, Siapapun tidak bisa mengendalikan angin, badai dan topan di lautan. Tetapi kita bisa menyesuaikan dan mengatur layar kita, agar kapal bisa berlayar menuju arah perdamaian dan tidak karam.
Masih hangat dalam ingatan kita dengan situasi di awal tahun 80-an, ketika saat itu terjadi perang dingin antara blok Barat dan Timur (sekitar tahun 1960-1990). Planet Bumi berada dalam dua kekuatan yang sangat mengkhawatirkan. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok Timur oleh Uni Soviet (kini Rusia).
Dampak dari perang dingin itu berpengaruh terhadap Indonesia, yang memilih non blok (tidak masuk dalam satu dari dua kekuatan itu). Namun, kala itu, kekhawatiran terjadinya perang dunia III oleh dua kekuatan itu menjadi perbincangan luas. Sebab kedua super power itu memiliki senjata nuklir yang sangat mengerikan bagi warga dunia.