Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Paradoks Konsumsi Energi : Jargas Rumah Tangga Solusi Esensial

6 November 2023   07:49 Diperbarui: 6 November 2023   08:20 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan jaringan gas untuk rumah tangga (sumber emitennews.com)

Paradoks Konsumsi Energi : Jargas Rumah Tangga Solusi Esensial

Hemat energi sekaligus hemat keuangan untuk rumah tangga yang paling esensial dan secara makro memberi keuntungan bagi ekonomi nasional yang signifikan adalah dengan membangun jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga seluas-luasnya.

Topik pilihan Kompasiana tentang Rumah Hemat Energi mengandung paradoks. Penggunaan energi listrik untuk rumah tangga sudah dihemat dengan produk-produk yang hemat energi.

Ironisnya hingga saat ini PT PLN (Persero) tengah mengalami kelebihan pasokan listrik yang sangat besar. BUMN plat merah ini juga mengalami denda oleh pemasok listrik swasta karena bermasalah dalam penggunaan pasokan listrik swasta sesuai dengan perjanjian.

Indonesia mengalami kelebihan pasokan Listrik hingga 6.000 Megawatt (MW) atau 6 Giga Watt (GW) sampai akhir tahun 2023. Namun, sayangnya situasi ini memiliki potensi dampak negatif yang signifikan terhadap PLN sebagai perusahaan penyedia listrik dan juga berdampak serius pada keuangan negara pada tahun ini.

Sungguh ironis, selama kelebihan pasokan listrik terjadi, PLN juga harus membayar denda atau penalti kepada pemasok listrik swasta atau Independent Power Producers (IPP). Ini terjadi karena kontrak jual beli listrik menggunakan skema "take or pay", di mana PLN harus mengambil listrik sesuai kontrak atau membayar denda jika tidak mengambilnya.

Menurut catatan Indef, dari kelebihan pasokan listrik 25% tersebut, PLN membayar beban sebesar rp 122,8 triliun pada 2021. Angka ini didasarkan pada asumsi biaya pokok perolehan listrik sebesar Rp. 1.333 per kwh, dan dengan kelebihan pasokan 26,3% pada 2021, maka terdapat potensi pemborosan akibat kelebihan pasokan sebesar Rp. 122,8 triliun pada 2021.

Pemasangan jaringan gas rumah tangga (sumber CNBC Indonesia )
Pemasangan jaringan gas rumah tangga (sumber CNBC Indonesia )

Pembangunan Jargas Seluas-luasnya

Masalah hemat energi dan hemat keuangan yang paling esensial dan berarti adalah dengan cara mengurangi konsumsi gas elpiji untuk rumah tangga. Pemborosan energi yang sangat besar adalah penggunaan gas elpiji melon yang disubsidi untuk keluarga tidak mampu namun salah sasaran atau disalahgunakan. Subsidi untuk impor elpiji yang terus membengkak dan memberatkan APBN mestinya diatasi dengan substitusi gas alam lewat distribusi jaringan gas rumah tangga. Dengan cara ini maka hemat energi dan hemat anggaran bisa dilakukan secara signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun